ALGIER (Arrahmah.com) – Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika, pada hari Selasa (11/2/2014) telah menyatakan tiga hari berkabung nasional setelah pesawat militer jatuh, menewaskan hampir semua orang di dalam pesawat, laporan Al-Jazeera.
Terdapat beberapa laporan yang saling bertentangan tentang jumlah korban tewas. Seorang pejabat senior militer mengatakan kepada kantor berita resmi APS bahwa 99 penumpang dan empat awak berada di dalam pesawat.
Sementara sebuah pernyataan militer Aljazair, yang dirilis pada hari Selasa, mengatakan ada 78 orang di dalam pesawat militer C – 130 yang terbang dalam kondisi cuaca buruk ketika menabrak gunung Djebel Fertas sesaat sebelum ia mendarat di Constantine. Dikatakan bahwa dari 78 orang, 77 tewas . Hanya satu orang selamat, setelah menderita luka serius, dan sedang dioperasi di rumah sakit militer Constantine.
Sebagian besar penumpang adalah personil militer yang sedang tidak bertugas dan keluarga mereka. Setidaknya 57 korban jiwa, di antaranya wanita dan anak-anak , ditarik dari reruntuhan pesawat.
Departemen Pertahanan Aljazair menyatakan pesawat jenis Hercules C – 130 tersebut milik Angkatan Udara Aljazair. Pesawat transport lepas landas dari provinsi Tamanrasset selatan Aljazair dan menuju timur kota Constantine, 350km sebelah timur dari Algiers, kata Reuters. Kecelakaan itu terjadi di wilayah propinsi Bawaqe, Aljazair timur.
Patah di tiga bagian
Saksi di lokasi mengatakan kepada Associated Press bahwa pesawat menabrak gunung dan kemudian jatuh. Wartawan setempat mengatakan pesawat bisa dilihat pecah menjadi tiga bagian.
Personil militer dan sipil dikerahkan untuk pencarian dan operasi penyelamatan di lokasi kecelakaan bersalju , surat kabar independen El Watan melaporkan.
Tamanrasset , jauh di selatan Aljazair, dekat perbatasan dengan Mali, adalah basis utama untuk operasi militer di selatan negara itu. Tentara tambahan dan peralatan telah ditempatkan di sana dalam beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat pengawasan perbatasan Aljazair dengan Mali dan Libya, setelah mematahkan penyanderaan orang-orang Barat oleh mujahidin di pabrik gas gurun pada bulan Januari tahun lalu.
Kecelakaan pesawat pada Selasa kemarin akan menjadi kecelakaan udara yang terburuk di Aljazair sejak tahun 2003 ketika sebuah jet Air Algerie jatuh sesaat setelah lepas landas dari Tamanghasset, menewaskan 102 orang.
Pada bulan Desember 2012, dua jet militer yang melakukan operasi pelatihan rutin bertabrakan di udara dekat Tlemcen, di barat laut Aljazair, menewaskan pilot kedua pesawat.
Sebulan sebelumnya, pesawat angkut militer twin- turboprop CASA C – 295, yang membawa muatan kertas untuk pencetakan uang kertas di Aljazair, jatuh di selatan Perancis. Pesawat itu membawa lima tentara dan seorang wakil dari bank sentral Aljazair, tidak ada satupun yang selamat.
(muhib al majdi/arrahmah.com)