JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Lembaga Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Habib Novel Bamukmin menyebut aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu adalah tindakan pengecut dan tak berperikemanusiaan. Menurutnya, jika ingin melakukan aksi perlawanan atas nama agama, seharusnya dilakukan di wilayah umat Islam yang ditindas dan dizalimi.
“Islam tak mengajarkan melakukan teror, kecuali di kandang musuh yang memerangi Islam. Indonesia bukan wilayah perang, tapi dakwah,” tegas Novel kepada Kriminalitas.com di Jakarta, Jumat (26/5/2017).
Akibat aksi teror tersebut, lanjutnya, banyak orang tak bersalah yang terkena imbasnya, bahkan menjadi korban.
“Kalau di Palestina, Suriah, dan Yaman itu sejalan. Para pejuang di sana melakukan teror di kantong-kantong musuh yang hendak menghancurkan Islam. Kalau di Indonesia kami menentang karena tujuannya gak jelas,” tandasnya.
Novel mengungkapkan, FPI secara tegas menentang segala bentuk aksi teror. Namun, mereka juga meminta polisi transparan soal pemberantasan pelaku teror.
Peristiwa bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu memakan lima korban jiwa, tiga di antaranya merupakan anggota kepolisian, sementara dua orang lainnya diduga pelaku bom bunuh diri.
Sementara korban yang luka-luka tercatat ada 12 orang, enam antaranya merupakan anggota Polri dari Sabhara Polda Metro Jaya, dan lima orang adalah warga sipil.
(ameera/arrahmah.com)