DAMASKUS (Arrahmah.com) – Televisi Rezim Assad dan kantor berita rezim Suriah SANA melaporkan dengan bangga bahwa 175 pejuang Islam tewas, sebagian besar bukan berkebangsaan Suriah, dalam sebuah “serangan yang sudah direncanakan dan terorganisir dengan baik” oleh pasukan rezim pada Rabu (26/2/2014) di wilayah Ghautah Timur, propinsi pinggiran Damaskus.
Berita resmi versi rezim Nushairiyah Suriah tersebut dikutip ulang oleh sejumlah media massa mainstream. Menanggapi kebohongan media resmi rezim Bashar Asad tersebut, Human Rights Office in East Ghouta merilis laporan sebenarnya tentang kronologi pembantaian biadab tersebut, seperti dimuat oleh erama.info dan Edlib News Network (ENN). Berikut ini terjemahan laporan Human Rights Office in East Ghouta tersebut.
Human Rights Office in East Ghouta
Laporan Pembantaian Utaybah
Pada pagi hari Rabu, 26 Februari 2014 M sekelompok penduduk Ghautah Timur yang berjumlah lebih dari 175 orang berusaha untuk keluar dari kota Ghautah yang telah dikepung [selama berbulan-bulan oleh rezim, red], melalui jalan Utaybah yang akan menyampaikan ke luar kota Ghautah.
Tepat pada pukul 03.00 pagi [dini hari] rezim disertai milisi “Hizbullah” Lebanon dan sebagian anggota milisi Syiah Liwa’a Abul Fadhl Irak melakukan operasi penyergapan yang telah direncanakan sebelumnya terhadap mereka. Saat rombongan penduduk tersebut melintas di Utaybah, tiba-tiba meledak dua buah ranjau yang telah ditanam di sepanjang jalan tersebut, jarak antara kedua ledakan itu sekitar setengah menit.
Kemudian pasukan rezim dan milisi “Hizbullah” Lebanon menyerang mereka dengan senapan mesin berat dan pelontar roket sehingga mengakibatkan lebih banyak korban syahid diantara rombongan penduduk. Pasukan bantuan militer kemudian berdatangan dan mereka langsung melakukan pembantaian di tempat terhadap para korban yang terluka.
Beberapa orang dari rombongan penduduk tersebut telah berhasil meloloskan diri dari pembanataian itu. Diantara mereka terdapat para korban cedera dengan kondisi yang kritis dan mereka telah dievakuasi ke salah satu rumah sakit lapangan di Ghautah Timur.
Setelah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan ini, rezim meletakkan senjata berat dan senjaat menengah, lalu rezim mengundang media massa loyalisnya untuk melakukan pemalsuan fakta para syuhada’ dan mengklaim bahwa mereka adalah para pejuang Jabhah Nushrah dan brigade-brigade Islam dari kewarga negaraan Arab dan asing. Berita rezim yang tidak benar itu dibenarkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), lembaga yang tidak memiliki wujud apapun di lapangan dan tidak memiliki komunikasi apapun dengan para aktivis dan pegiat hak asasi di wilayah yang pembantaian keji tersebut terjadi di sana.
Sesungguhnya perbuatan rezim memasang bom-bom di jalanan dan melakukan operasi-operasi penyergapan terhadap penduduk sipil, ditambah pembunuhan terhadap para korban luka, menurut hukum internasional terhitung sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Oleh karena itu kami menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan semua organisasi internasional untuk menghentikan tindakan-tindakan ini dan menghentikan rezim dari tindakan-tindakan kriminalnya.
(muhib al majdi/arrahmah.com)