CALIFORNIA (Arrahmah.com) – Mengutip laporan The Electronic Intifada (TEI) pada Selasa (16/9/2014), terbongkarlah sederet nama universitas dan pihak-pihak anti-Palestina di Amerika Serikat melalui kebocoran surat elektronik (email) dari salah seorang tokoh ADL (Anti-Defamation League).
Seiring masa kembalinya para mahasiswa kembali ke kelas di seluruh AS, Liga Anti-Fitnah (ADL) mendesak agar tindakan keras baru ditargetkan kepada aktivitas solideritas Palestina solidaritas di kampus-kampus. Hal ini terbukti telah diterima, setidaknya oleh salah satu pemimpinuniversitas di California.
Hal ini terbongkar dan mencuat ke publik, saat Kantor Davis berbagi email kepada Kanselir Linda Katehi (teks lengkap) dari Seth Brysk, Direktur Regional Central Pacific untuk ADL, dengan semua pemimpin senior universitasnya, pada Senin (15/9).
Email tersebut memperingatkan tentang akan adanya hari aksi untuk hak-hak Palestina di kampus-kampus. Dengan demikian, email tersebut menyerukan penerapan keamanan ekstra dan tindakan sanksi “disiplin” bagi para aktivis.
Terkhusus kelompok advokasi Muslim Palestina (AMP) mendapatkan perhatian khusus. ADL disinyalir telah membuat tuduhan AMP melakukan aktivitas anti-Yahudi terselubung.
Selain itu, dalam email tersebut, kita dapat membaca daftar distribusi surat itu dari kantor Katehi yang dikirim memo Brysk untuk mencakup lebih dari dua ratus administrator. Mereka terdiri atas beragam kalangan, termasuk Dewan Dekan dan Wakil Kanselir, dan Nick Crossley, “manajer darurat” dari departemen kepolisian UC Davis.
Saat dihubungi melalui telpon, ADL Brysk tidak mau membicarakan emailnya kepada TEI. “Itu dimaksudkan untuk orang yang saya kirimi dan saya tidak punya komentar,” kata Brysk menggarang. “Saya tidak yakin bagaimana Anda bisa memegang (email itu) dan aku akan menutup telepon sekarang.”
Katehi “si penyemprot lada”
Semetara Katehi setali tiga uang dengan Brysk. Dia menjadi terkenal sebagai “Kanselir Pepper Spray ” setelah polisi universitas menyerang puluhan mahasiswa memprotes secara damai terhadap biaya kuliah meningkat dengan “semprotan ladanya” (baca: provokasi) pada tahun 2011.
Pada tahun 2012, Katehi memimpin delegasi pemimpin universitas di Amerika Serikat pada tur propaganda “Israel” yang diselenggarakan oleh Komite Yahudi Amerika Interchange Project– sebuah inisiatif yang bertujuan membina dukungan untuk “Israel” di antara elit AS.
Setelah serangan 51 hari ke Gaza
“Kami menulis kepada Anda hari ini untuk memberikan informasi dan rekomendasi tentang bagaimana menanggapi konflik yang mungkin timbul di kampus Anda akibat konflik baru-baru ini di Gaza,” dikatakan email ADL.
“Sebagai akibat dari krisis baru-baru ini, organisasi anti-‘Israel’ akan menempatkan peningkatan tekanan pada lembaga akademis agar terlibat dalam kegiatan ‘Boikot, Divestasi dan Sanksi’ (BDS),” dia menambahkan.
Email ADL memperingatkan Katehi untuk “Waspadai wacana sekitar konflik ‘Israel’-Palestina yang berlangsung di kampus Anda dan potensi eskalasi.”
Ini mendesak dia untuk “Mereview kode etik mahasiswa untuk memastikan bahwa kegiatan yang merugikan berupa pertukaran gagasan yang bebas tidak diperbolehkan di kampus.”
Email ini juga mengutip “Bab IX dari Amandemen Pendidikan tahun 1972 terutama tanggung jawab sekolah yang tidak hanya untuk menyelidiki insiden, tetapi untuk mengambil langkah-langkah yang cepat dan efektif untuk menghilangkan lingkungan yang tidak bersahabat.” Inilah ancaman implisit bahwa tindakan hukuman akan dijatuhkan kepada universitas jika tidak cukup menindak kegiatan pro-Palestina terkait.
Penargetan mahasiswa Muslim
Email ADL menjelaskan bahwa AMP sebagai “organisasi terkemuka memberikan pelatihan anti-Zionis dan pendidikan bagi mahasiswa dan organisasi komunitas Muslim di seluruh negara AS” dan menuduh bahwa “pendukung AMP untuk berbagai inisiatif BDS terkait – semua upaya untuk mengisolasi dan menjelekkan ‘Israel’ dan organisasi komunal Yahudi.”
Isi email ini juga menyatakan bahwa AMP harus diwaspadai dengan meningkatkan keamanan kampus karena akan melakukan aksi yang “dijadwalkan untuk malam sebelum hari libur Yahudi Rosh Hashanah.”
Baik AMP maupun gerakan BDS advokat Palestina dituding ADL memimpin tindakan penargetan “organisasi komunal Yahudi.”
Tuduhan bahwa AMP menargetkan kelompok-kelompok Yahudi dan referensi untuk Rosh Hashanah tampaknya merupakan upaya oleh ADL untuk menyalakan ketegangan agama. Isu tersebut juga dicuatkan untuk menggambarkan aktivitas solideritas Palestinasebagai anti-Semit. Sungguh sebuah taktik umum dan semakin melengking dari kelompok anti-Palestina.
Email itu diteruskan dari kantor kanselir dengan catatan yang diklasifikasi FYI (“Informasi untuk Anda”) menunjukkan bahwa rektor menganggap itu menjadi nasihat yang harus diadopsi bawahannya.
Ini adalah asumsi yang masuk akal bahwa ADL telah mengirimkan email yang sama dengan pimpinan universitas lainnya di seluruh California dan negara-negara lainnya.
Seseorang yang akrab dengan daftar distribusi UC Davis mengatakan kepada The Electronic Intifada bahwa gaya komunikasi seperti itu tidak biasa digunakan kelompok advokasi swasta untuk dibagikan dengan cara ini dengan pimpinan universitas. Dapat dipastikan, ini bersifat struktural dan ada campur tangan “pemerintah”. (adibahasan/arrahmah.com)