JAKARTA (Arrahmah.com) – Mantan Ketua Divisi Data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz fauzan Al Anshori mengatakan persoalan Poso yang kerap kali memanas bukanlah terjadi dengan sendirinya, ada latar belakang sejarah yang mempengaruhi rentetan peristiwa disana.
“Saya sudah nulis buku Tragedi Poso pasca pembantaian Poso 2000, akar masalahnya ya berawal dari pilkada Poso lalu masuk unsur SARA, dan terjadilah bentrokan yang mengkristal menjadi Islam versus kristen,” Katanya kepada arrahmah.com, Jakarta, Jum’at (19/10).
Lanjutnya, Para mujahidin pun masuk Poso karena membantu umat Islam yang dibantai pihak kristen. Lalu, setelah ada perjanjian damai, 3 orang dari pihak kristen dihukum mati sebagai barter dengan 3 mujahid yang dieksekusi pasca bom Bali.
“Sayangnya penegakan hukum sampai sekarang belum tuntas sehingga menyisakan dendam kesumat dari semua pihak yang setiap saat bisa meledak. Jadi, biang keladinya ya pilkada demokrasi itulah yang memecah belah bangsa ini,” ucap ustadz Fauzan.
Pembantaian yang dilakukan oleh kelompok Kristen kepada Umat Islam dilakukan oleh laskar-laskar terlatih secara militer. Di sinilah menurut ustadz fauzan letak diskriminasi yang dialami oleh umat Islam.
“Semua juga mengadakan pelatihan, bedanya kalau yang melakukan umat Islam dikenakan UU teroris. Tapi, kalau orang-orang kafir tidak diapa-apakan,”jelasnya.
“RMS dan OPM juga ingin mendirikan negara sendiri, tapi mereka tidak disebut teroris kan? coba kalau mau mendirikan negara Islam, pasti ditangkap densus! ” tambahnya.
Sambung ustadz Fauzan, ada 16 tokoh intelektual (die hard) Kristen yang menjadikan pilkada sebagai upaya etnic cleansing atau genosida secara diam-diam, tetapi sampai sekarang mereka untouchable (tidak tersentuh) dan tetap menjabat, sedangkan orang-orang lapangan termasuk 3 orang yang dihukum mati itu cuma pion saja, tidak adanya keadilan inilah membuat sulit menyelesaikan masalah dengan tuntas.
“Sehingga sampai sekarang keadilan hukum belum dirasakan oleh umat Islam. Makanya, densus 88 dijadikan alat untuk mengejar para mujahidin Poso sampai akar-akarnya. Itulah yang menyebabkan dendam mujahidin terhadap densus 88,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)