NEW DELHI (Arrahmah.com) – Pemerintah nasionalis India berencana untuk memukimkan kembali puluhan ribu ummat Hindu di tiga kota baru di Kashmir yang didominasi Muslim, dimana hal itu dianggap sebagai kebijakan gaya “Israel” yang menciptakan permukiman di wilayah yang diduduki, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Jum’at (10/4/2015).
Banyak Hindu Kashmir, atau Pandit, yang juga mengatakan bahwa mereka tidak mendukung rencana tersebut.
Antara 200.000 sampai 300.000 orang Hindu diperkirakan telah melarikan diri meninggalkan Kashmir setelah pemberontakan bersenjata melawan kekuasaan New Delhi meletus pada tahun 1989 dan Perdana Menteri Narendra Modi dari Bharatiya Janata Party (BJP) telah lama berjanji untuk mengembalikan mereka ke rumahnya.
Baru sebulan lalu, BJP mengambil alih pemerintah Kashmir dalam aliansi dengan mitra regional, yang merupakan pertama kalinya partai nasionalis Hindu itu berkuasa di negara bagian. Minggu ini, pemerintah negara bagian itu mengumumkan rencana untuk mendirikan pemukiman mandiri yang dijaga ketat bagi ummat Hindu yang meninggalkan rumah mereka dan sekarang tinggal di wilayah lain di India maupun di luar negeri.
Kashmir terbagi antara mayoritas Hindu India dan Islam Pakistan. Kedua negara tetangga yang memiliki kekuatan nuklir itu telah berperang dua kali terkait perebutan atas Kashmir sejak kemerdekaan tahun 1947. Konfrontasi terakhir terjadi pada 1999.
Sekitar 100.000 orang telah tewas dalam peperangan yang India mengatakan dibiayai dan dibantu oleh Pakistan. Pakistan membantah tuduhan itu, dan mengatakan bahwa pakistan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi rakyat Kashmir dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Tapi setelah bertahun-tahun operasi anti–pemberontakan oleh puluhan ribu tentara India dan Pakistan ikut terlibat dalam menangani kelompok militan di negaranya, kekerasan pun berkurang di Kashmir.
“Kepala menteri meyakinkan menteri dalam negeri federal bahwa pemerintah negara bagian akan memperoleh dan menyediakan lahan di awal untuk kota-kota di lembah (Kashmir),” kata kementerian dalam negeri dalam sebuah pernyataan.
Berdasarkan program tersebut, kota-kota akan dibangun di atas tanah yang diperoleh dari petani dan juga akan dilengkapi dengan fasilitas lain seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan taman bermain, ungkap pemerintah.
Tidak ada rincian tentang berapa banyak lahan yang akan diperoleh dan kapan pembangunan itu akan dimulai.
Aliansi separatis utama di Kashmir mengatakan bahwa BJP menggunakan penderitaan para pengungsi untuk melanjutkan agendanya guna mengakhiri status khusus Kashmir. Di bawah undang-undang saat ini, non-Kashmir tidak diijinkan untuk memiliki tanah di negara bagian tersebut.
“Masalah Pandit sedang dimanfaatkan untuk menciptakan negara dalam negara seperti “Israel”,” kata Syed Ali Shah Geelani, seorang pemimpin All Parties Hurriyat Conference, sebuah organisasi payung kelompok-kelompok politik dan agama separatis di Kashmir.
Geelani mengungkapkan bahwa pengungsi Hindu harus dibawa kembali ke Kashmir tetapi tidak ke pemukiman ghetto, yang hanya akan mempertajam perpecahan dalam masyarakat Kashmir.
Kaum separatis menggelar unjuk rasa di jalanan pada Jum’at (10/4), setelah sholat Jum’at dan melakukan pemogokan di seluruh Lembah Kashmir pada Sabtu (11/4).
Sementara itu, banyak orang Pandit yang mengatakan bahwa mereka tidak yakin tentang rencana pemerintah untuk memindahkan mereka kembali.
“Ini akan membuat Pandit rentan. Dalam keadaan seperti itu tak seorang pun yang akan kembali,” kata Sanjay Tickoo, presiden asosiasi Pandit Kashmir.
(ameera/arrahmah.com)