MHERA (Arrahmah.com) – Sebuah koalisi kelompok Mujahidin yang beroperasi di bawah payung operasi Badr Al-Kubra Syam -termasuk Jabhah Nusrah, Ajnad As–Syam, dan Soqour As-Syam- alhamdulillah telah menguasai dua pos pemeriksaan rezim, di Al–Bejo dan Al–Majdal, di provinsi Hama dekat kota Mherda pada waktu malam, Rabu pekan lalu (6/8/2014). Mengutip Syria Direct (SD), Selasa (12/8), hal ini akan berimplikasi terhadap kebangkitan semangat perjuangan di wilayah Hama.
Selain itu, aksi Mujahidin yang berhasil memotong jalur pasokan rezim thoghut antara Mherda dan bandara militer Hama, mewakili langkah penting dalam rencana perlawanan untuk memenangkan pos strategis, pada lokasi yang dikuasai Assad.
Sebelumnya, Mherda adalah “pusat untuk meluncurkan operasi rezim di sekitarnya,” ujar Mohammed Abu Zaid, seorang warga yang juga aktivis pro-oposisi di kota Hama, Suriah kepada jurnalis SD, Osama Abu Zaid.
Adapun bandara militer, kata Abu Zaid, “itu adalah pusat untuk memasok basis-basis rezim thoghut di daerah utara dan tengah dengan amunisi, dan itu adalah lokasi utama untuk membuat bom barel.“
Adapun alasan yang melandasi para Mujahidin dalam menyebarkan kontrol mereka atas kota Mherda, yakni karena posisinya yang penting sebagai pusat untuk meluncurkan operasi rezim di sekitarnya. Selain itu, disana juga terdapat pusat dan kamp-kamp pelatihan Shabiha (geng afiliasi rezim) di dalam kota yang bertugas sebagai gerakan teror terhadap masyarakat. Modus operasi mereka berupa tipikal aktifitas premanisme, seperti pemalakan, perampasan barang, mabuk-mabukan, dan pemerkosaan warga sipil. Na’udzubillahi min dzaalik.
Bandara militer Hama pun menjadi keuntungan strategis bagi Mujahidin perlawanan. Bandara ini dianggap sebagai salah satu poin yang paling penting dalam proses konsentrasi rezim kuffar di daerah. Disanalah lalu lintas diseminasi persenjataan musuh dimulakan. Selain itu, itu digunakan sebagai penjara bagi mereka yang ditangkap oleh unsur-unsur dari cabang intelijen angkatan udara di Hama dan daerah sekitarnya.
Batalyon Mujahidin yang terlibat
Semua batalyon yang berpartisipasi dalam serangan terhadap Al–Bejo dan pos pemeriksaan Al–Majdal tergabung dalam pasukan operasi Badr Al-Kubra Syam. 12 batalyon tersebut adalah Liwa Jundi Al–Rahman, Jabhah As-Syam, ‘Batalyon 111′, FSA, Ajnad Syam, ‘Batalyon 13′, Gerakan Hazm, Legiun As-Syam, Soqour As-Syam, ‘Batalyon 101′, Jabhah Al–Inqath dan Jabhah Nusrah.
Bagi semua batlyon Mujahid, kedua pos pemeriksaan ini sangatlah penting, sehingga semua berbulat tekad bekerja sama merebutnya dari rezim Assad. Lokasi mereka mebentang di sepanjang rute pasokan utama untuk pasukan rezim di Mherda dan bagian barat provinsi Hama, membuat pergerakan semua faksi perjuangan lebih luas dan bebas. Sementara, pos-pos pemeriksaan yang jatuh terdapat di pintu masuk selatan Mherda, sehingga pengintaian terhadap musuh bisa lebih menyeluruh.
Menguntungkan warga sipil
Penyerang pangkalan udara militer ini relatif memberi dampak positif terhadap keamanan dan pembangunan kota Hama di masa depan. Terutama karena kota Hama tidak hanya berpenduduk mayoritas Sunni, namun juga menampung sejumlah pengungsi dari daerah lain.
Lokasi pertempuran yang terkonsentrasi jauh dari kota, dianggap sebagai lokasi yang paling menguntungkan bagi orang-orang terlantar. Dengan demikian pertempuran ke depan, [akan berlangsung] jauh dari warga sipil, kecuali jika rezim ingin melakukan operasi balas dendam dengan mengebom warga tak berdosa. Itupun jika mereka tak mau dibalas dengan bertambahnya pasukan Mujahidin, sebab selama kota terlindungi dari berbagai lini, maka tak menutup kemungkinan perekrutan anggota pertahanan kota dapat dilakukan.
Dengan memperketat pertahanan kota, maka diharapkan Mhera dapat menjadi teritorial berperadaban baru di Propinsi Hama. Insyaa Allah, masyarakatnya akan dapat membayar kerinduannya akan pemberlakuan syari’ah. Semoga hal ini dapat disertai dengan pembangunan beragam infrastruktur kota dengan Masjid sebagai pusat pemerintahannya. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com)