TEL AVIV (Arrahmah.com) – Sejumlah media “Israel” berbahasa Ibrani mengatakan bahwa empat kebakaran yang terjadi pada Jumat (6/7/20201) di kota Ashkelon (selatan Palestina yang diduduki Israel pada tahun 1948), diyakini akibat balon api yang diluncurkan dari Jalur Gaza.
Radio milik Angkatan Darat Israel menyebut bahwa tim pemadam kebakaran “Israel” mampu mengendalikan api.
Sebelumnya, pemerintah pendudukan Israel mengatakan bahwa mereka akan mengatasi balon api seperti halnya dengan roket yang diluncurkan kelompok perlawanan Palestina dari Jalur Gaza.
Balon api adalah balon yang diikat pada bahan yang mudah terbakar. Pejuang Palestina mulai menggunakannya pada Mei 2018, sebagai metode protes terhadap serangan tentara “Israel” terhadap mereka.
Gerakan Perlawanan Islam Hamas juga menyerukan untuk meningkatkan perlawanan di Tepi Barat yang diduduki, sebagai reaksi atas kejahatan pendudukan Israel terhadap Palestina.
Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan juru bicara Hamas, Abdel Latif Al-Qanou’ saat menyampaikan bela sungakwa atas kematian Imad Dwaikat (38 tahun) yang ditembak mati oleh pendudukan “Israel”, selama bentrokan di kota “ Beita” di selatan Nablus.
“Kami memberi hormat kepada massa rakyat Palestina kami di kota Beita yang terus menghadapi pasukan pendudukan Zionis dan kawanan pemukim dengan ketabahan dan kekuatan,” kata Al-Qanoua, dilansir dari Palinfo.com.
“Menghadapi penjajah Israel dan bertahan dalam bentrokan dengannya membuktikan pilihan rakyat Palestina yang akan bisa memaksa penjajah menghentikan kejahatannya yang berkelanjutan terhadap rakyat kami,” lanjutnya.
Dia menegaskan, “Kematian Imad Dwaikat yang didahului oleh banyak syuhada heroik, membutuhkan eskalasi perlawanan dalam segala bentuknya di seluruh Tepi Barat, dan sebagai tanggapan atas kejahatannya yang terus berlanjut terhadap rakyat kita.”
Dia menekankan bahwa darah para martir yang saleh akan tetap menjadi bahan bakar untuk kelanjutan perjuangan rakyat kita melawan penjajah Zionis.
(ameera/arrahmah.com)