ALMATY (Arrahmah.id) – Keadaan darurat yang diumumkan pada 5 Januari di Kazakhstan berakhir pada Selasa (18/1/2022).
Berakhirnya keadaan darurat di negara Asia Tengah itu membuat kehidupan kembali normal, terutama di ibu kota negara Nur Sultan, kota metropolitan terbesar di negara itu, Almaty, dan provinsi Atyrau, Jambyl, Kyzylorda, dan Mangistau, lansir Anadolu.
Langkah-langkah keamanan di jalan-jalan dicabut, bersama dengan jam malam yang diberlakukan pada jam-jam tertentu. Pembatasan perjalanan masuk dan keluar kota juga dicabut.
Juru bicara pers kepresidenan Berik Uali mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa berkat persatuan dan solidaritas rakyat dan tindakan pasukan keamanan dan penegakan hukum dengan mengorbankan nyawa mereka, ketertiban dan perdamaian telah dipastikan di seluruh Kazakhstan.
Setelah protes damai berubah menjadi pemberontakan dengan kekerasan dengan dekrit yang ditandatangani 5 Januari oleh Presiden Kassym-Jomart Tokayev, keadaan darurat diumumkan.
Itu dicabut 13 Januari di beberapa daerah sebelum waktu yang ditentukan.
Sedikitnya 225 orang tewas dalam kerusuhan menyusul protes yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, kantor kejaksaan mengumumkan Sabtu.
Protes yang dimulai 2 Januari kemudian berubah menjadi bentrokan dengan polisi, dengan kekerasan paling besar terjadi di bekas ibu kota Kazakhstan dan kota terbesar Almaty.
Tokayev meminta bantuan blok militer yang dipimpin Rusia, Dan penjaga perdamaian dari Rusia, Belarus, Armenia, dan Tajikistan segera tiba dan mendukung penegakan hukum Kazakh untuk memulihkan ketertiban. (haninmazaya/arrahmah.id)