RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi mengumumkan pada Rabu (9/10/2019) bahwa mereka akan mengizinkan perempuan di kerajaan ultra-konservatif tersebut dapat bergabung dengan angkatan bersenjata saat mereka memulai program reformasi ekonomi dan sosial yang luas.
Langkah ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di Arab Saudi, bahkan ketika kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Riyadh menindak aktivis perempuan.
“Langkah lain untuk pemberdayaan,” tulis kementerian luar negeri di Twitter, menambahkan bahwa perempuan akan dapat bekerja di angkatan kelas satu, kopral atau sersan.
Tahun lalu, Arab Saudi mengizinkan wanita untuk bergabung dengan pasukan keamanannya.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Saudi, telah menyetujui sejumlah reformasi yang bertujuan untuk memperluas hak-hak perempuan, termasuk mengizinkan mereka mengemudi dan bepergian ke luar negeri tanpa persetujuan dari “wali” laki-laki.
Tetapi dia pada saat yang sama mengawasi penangkapan beberapa aktivis hak-hak wanita terkemuka, termasuk aktivis Loujain al-Hathloul.
Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar di dunia, mendorong untuk meningkatkan citranya dan menarik wisatawan sebagai bagian dari rencana untuk mendiversifikasi ekonominya menjauh dari minyak.
Dalam upaya reformasi, Arab Saudi pada Minggu (6/10) mengumumkan akan mengizinkan pasangan asing yang belum menikah untuk menyewa kamar hotel bersama ketika kerajaan tersebut mulai menawarkan visa turis untuk pertama kalinya. (Althaf/arrahmah.com)