Irak (arrahmah) – Kelompok Sunni di Irak, pada Rabu (26/5), menolak permintaan maaf Presiden AS Geroge W. Bush atas perisitiwa menjadikan Al-Qur’an sebagai sasaran tembak oleh tentara AS. Mereka menuntut supaya para pelakunya dihukum dengan hukuman yang paling berat. Karena, selama ini hukum di Irak –yang dikuasai oleh orang-orang Syi’ah—membiarkan perisitiwa tersebut.
Peristiwa penghinaan terhadap kitab suci Al-Qur’an tersebut telah menyakiti kaum Sunni di Irak. Terlebih, peristiwa itu bukan kali pertama terjadi, tetapi sudah tiga kali.
Penghinaan pertama terjadi pada tahun 2005. Mereka melumuri Al-Qur’an dengan kotoran dan meletakkannya di WC. Masih tak puas dengan hal itu, mereka membunuh kaum muslimin yang ketika itu menentang atas penghinaan tersebut.
Penghinaan kedua terjadi pada tahun 2006. Mereka mengambil Al-Qur’an dari salah satu masjid di Irak, kemudian menggambarkan salib di setiap Al-Qur’an. Ketika peristiwa itu terjadi, hukum Syi’ah pun diam atau membiarkan, seolah-seolah peristiwa tersebut tidak menyakiti mereka. Diamnya hukum Syi’ah di Irak tidak mengherankan kaum Sunni. Karena, Al-Qur’an bukanlah kitab suci mereka, sehingga mereka tidak peduli.
Penghinaan ketiga terjadi pada tahun 2008. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai sasaran latihan tembak. Tak ayal, peristiwa ini pun kembali mengundang kemarahan kaum Sunni di Irak. [alislamu]
Sumber: Alislamu