France (armews) – Harian Washington Post memberitakan, penjara di Prancis mayoritas dipenuhi oleh kaum muslimin. Hal itu mengindikasikan perlakuan tidak baik pemerintah Prancis terhadap kaum muslimin.
Washington post juga menegaskan, kaum muslimin yang menjadi narapidana di penjara Prancis mencapai 60-70% dari 12% jumlah kaum mulimin di Prancis. Angka tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ulama serta para peneliti dari pihak kaum muslimin.
Samiyah Ath-Thalibi mengatakan, “Satu dari empat orang wanita muslimah pasti bekerja di penjara Prancis. Setiap orang Prancis sudah memiliki pandangan negatif terhadap kaum muslimin dan Islam. Setiap mereka melihatmu dan mengetahui engkau adalah orang Arab, maka mereka berpandangan bahwa tempatmu adalah di penjara.”
Musa Khudamaallah (seorang ulama di Prancis) mengatakan, “Angka persentase yang tinggi akan keberadaan kaum muslimin di Penjara menunjukkan kegagalan proses penggabungan dan perlakuan terhadap kaum minoritas di Prancis.”
Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di negara-negara Eropa. Di Inggris, 11% para napi adalah kaum muslimin dari 3% jumlah penduduk muslim di negara tersebut. Di Belanda, 20% para napi juga kaum muslimin dari 5,5% penduduk muslimin di wilayah tersebut. Dan di Belgia, 16% para napi adalah kaum muslimin dari 2% penduduk muslim di negara tersebut.
Para pejabat di Prancis menegaskan, penyebab banyaknya kaum muslimin yang menjadi napi dikarenakan kemiskinan yang dialami oleh mayoritas imigran muslim.
Penanggung jawab penjara Prancis, Jane Soutar, mengatakan, “Penyebab tingginya angka persentase para napi dari kaum muslimin tidak ada hubungannya dengan Islam, tapi dikarenakan para imigran muslim mengalami kesulitan dalam mencari ma’isyah sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindak kejahatan.”
Namun, para pemuka muslim di Eropa, terkhusus di Prancis membantah hal itu. Menurut mereka hal itu disebabkan karena politik di negara tersebut tidak bersahabat terhadap kaum muslimin. Pemerintah sengaja mengucilkan kaum muslimin di tempat-tempat terpencil, miskin, dan tidak memiliki sekolahan. Siapa yang menyebabkan hilangnya masa depan kaum muslimin di Prancis?
Washington Post juga memberitakan, seiring dengan banyaknya kaum muslimin yang menjadi napi, hingga sekarang pihak penjara tetap tidak setuju untuk mengkhususkan makanan yang sesuai syari’at Islam bagi kaum muslimin.
Harian Washington Post menegaskan, meskipun demikian jumlah para ulama dan pemuka kaum muslimin yang di penjara tidak lebih dari 100 orang. Berbeda halnya dengan agama lain yang menjadi napi, di penjara Prancis terdapat 480 pendeta Katolik, 250 pendeta protestan, dan 50 pemuka Yahudi.