YAMAN (Arrahmah.com) – Di tengah kelangkaan bahan makanan dan obat-obatan akibat blokade total milisi Syiah Houtsi terhadap kaum muslimin distrik Damaj, propinsi Sho’dah, Yaman, rombongan wartawan dan pengamat HAM akhirnya bisa lolos sampai ke distrik Damaj pada hari Jum’at (25/11/2011). Mereka sempat ditangkap oleh milisi Syiah Houtsi dan kamera mereka dirusak.
Kepada wartawan stasiun TV lokal Washal, penduduk muslim kota Damaj melaporkan kondisi genting yang mereka alami selama berlangsungnya blokade total dan serangan gencar yang masih berlangsung sampai saat berita ini ditulis.
Syaikh Irfan bin Hadbhan, seorang imam masjid di Damaj, menuturkan kepada wartawan TV Washal: “Milisi Houtsi mengepung Damaj dari seluruh arah. Mereka mengepung Damaj dan daerah sekitarnya sampai jarak 70 km di luar distrik Damaj. Oleh karena itu suku-suku (yang hendak membantu kami) harus segera sampai di Damaj. Namun kini mereka juga melacarkan serangan di distrik Kataf, sekitar 20 km dari Damaj. Sore hari ini, pertempuran secara terputus-putus telah pecah di sana.”
Sementara itu seorang mahasiswa Ma’had Darul Hadits Damaj, Abdul Lathif bin Muflih al-Bajali, juga melaporkan kondisi sekolah yang mendapat serangan gencar milisi Syiah Houtsi setelah Maghrib waktu setempat. “Kami masih terus mengalami serangan mereka dengan meriam Howen, mortar, dan Basoka. Kami para mahasiswa dan rumah-rumah sekitar Ma’had menjadi target serangan. Kini kami memasuki hari ke-45 pengepungan total. Anak-anak dan kaum wanita tidak mendapatkan bahan makanan apapun lagi.”katanya kepada wartawan TV Washal.
Terkait korban mahasiswa akibat serangan bakda Maghrib pada Kamis (1/12/2011), Abdul Lathif mengatakan, “Sebagian korban dalam kondisi kritis. Seorang mahasiswa asal Uni Emirat terkena tembakan di kerongkongannya. Kondisinya sangat kritis. Banyak rekan yang kelaparan dan terluka parah.”
(muhib al-majdi/arrahmah.com)