BANDAR LAMPUNG (Arrahmah.com) – Acara Tebar Cinta untuk Syam di Masjid Nurul Ulum Islamic Center, Rajabasa, Bandar Lampung, Ahad (24/11), mendapat sambutan ribuan umat Muslim. Panitia berhasil menggalang dana umat lebih dari Rp 130 juta dalam waktu lima menit. Alhamdulillah, jazhumullohu khoiron.
“Dana tersebut semuanya untuk membantu dan menolong sesama muslim di Suriah,” kata Moderator Tabligh Akbar, Irfan Tadjus Salatin, yang juga pengisi acara dakwah di Radar TV. Ia mengatakan penggalangan dana ini hanya berlangsung lima menit, demikian laporan kontributor Abu Alfia dari Lampung.
Irfan mengatakan penggalangan dana ini untuk meringankan beban kemanusian sesama Muslim di Suriah yang saat ini sangat membutuhkan bantuan Muslim lainnya.
Pengumpulan dana ini dipandu oleh Ustadz Muhammad Nurdin, dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yang juga salah seorang pengisi dakwah ‘Dialog Imani’ RRI Bandar Lampung, setiap Selasa usai Subuh. Menurut Nurdin, para penginfak dan sedaqoh akan mendapat teman di alam barzakh, yakni amalan soleh.
Ribuan umat Islam dari berbagai penjuru daerah provinsi Lampung yang mendatangi majelis tersebut, berduyun-duyun menginfakkan sebagian hartanya. Bentuk infak yang diberikan jamaah, tidak saja berupa uang rupiah tapi ada yang berupa real, dan material, misalnya jam tangan, telepon seluler, dan lainnya.
Tabligh akbar yang diselenggarakan Yayasan Al-Falah Lampung ini diisi oleh tiga pembicara yakni Ustadz Imtihan Syafei, mudir Ponpes An-Nur Solo. Tengku Azhar, aktivis Islam yang pernah ke Suriah. Dan dr. Solechin, salah seorang relawan kemanusian dari Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), yang sudah dua kali bolak balik ke Suriah.
Aksi serupa ini sudah berlangsung dua kali di Lampung, setelah pertengahan tahun ini. Acara ini selalu dipadati umat, sehingga ruang dalam masjid yang luas tersebut tidak mampu menampung jamaah yang terus berdatangan, untuk menyaksikan rekaman video para aktivis dan relawan yang sudah berkunjung ke Suriah.
Ustadz Imtihan mengutarakan, kepedihan yang dirasakan rakyat Suriah yang tidak berdosa hendaknya tidak hanya sementara namun sepanjang saat, agar kepedihan rakyat Suriah dapat dirasakan umat Islam di mana pun di dunia ini termasuk di Lampung.
“Umat Islam dengan umat muslim lainnya di dunia ini adalah bersaudara,” katanya.
“Inilah kesempatan bagi umat untuk berlomba menginfakkan melebihi infak yang besar,” ujarnya. Bukti keimanan umat Islam, kata dia, membantu saudara sesama di Suriah yang saat ini mengalami kesedihan dan ketakutan setiap hari.
Rasa iman seseorang itu setelah mencintai saudaranya seiman, dan membenci musuh-musuh Allah. “Manisnya iman setelah melaksanakan wala dan bara,” katanya.
Sementara dr. Solichin, tim relawan dari HASI, meceritakan pengalamannya dari bumi Syam. Menurut dia, warga Suriah saat ini hanya bisa makan roti tipis. Semua sendi kehidupan rakyat, sudah tidak berjalan lagi.
“Pabrik-pabrik di bom, makanan dan minuman sulit didapat, saudara mereka banyak yang dibantai. Mereka hidup dengan ketakutan,” kata Solichin.
Para penguasa menghantam-hantam masjid pada hari Jumat. Tim relawan hanya dapat berlindung di dinding kecil yang masih tersisa dari serpihan bom.
Dia mengatakan tim relawan dari HASI telah memberikan bantuan berupa mobil ambulan, medis, selimut, jilbab, pakaian dalam, pampers, dan permen untuk anak kecil. Anak Suriah mengalami kekejaman pemerintahan Bassar Assad setiap hari, sehingga mereka sudah tidak ada rasa takut lagi. (azm/arrahmah.com)