ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jelang pemungutan suara Majelis Umum PBB soal Yerusalem baru-baru ini. Kata Erdogan, uang dan intimidasi tidak cukup untuk mempengaruhi hasil voting.
Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara pada hari Kamis menyetujui resolusi untuk Yerusalem oleh suara mayoritas, yang menuntut AS untuk menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Sebanyak 128 anggota memilih resolusi Yerusalem, sembilan negara menolak dan 35 lainnya abstain. 21 negara tidak memberikan suara.
Trump mengancam bahwa bantuan akan dipangkas ke negara-negara yang memilih menentang langkah Washington di Majelis Umum.
“Mereka mengambil ratusan juta dolar dan bahkan miliaran dolar, dan kemudian mereka memberikan suara menentang kita. Baik, kita lihat suara itu. Biarkan mereka memberikan suara melawan kita. Kita akan menghemat banyak. Kami tidak peduli,” sesumbar Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Rabu.
Erdogan mengatakan bahwa suara PBB dalam voting soal Yerusalem menunjukkan bahwa uang tidak dapat membeli kehendak.
“Seperti yang Anda tahu, semua orang bersatu di PBB. 128 melawan 9. Artinya, kehendak tidak akan bisa dibeli dengan dolar, intimidasi,” katanya dalam sebuah pidato publik menjelang kongres partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di provinsi Hakkari tenggara, lansir Anadolu Agency, Sabtu (23/12/2017).
(ameera/arrahmah.com)