ANKARA (Arrahmah.com) – Teroris yang membunuh dan melukai sekitar 100 jamaah di dua masjid di Selandia Baru pekan lalu akan membayar akibatnya, janji presiden Turki pada Selasa (19/3/2019).
“Anda akan membayar atas semua ini. Jika Selandia Baru tidak melakukannya, dengan satu atau lain cara kami akan membuat kamu membayarnya,” kata Recep Tayyip Erdogan, saat berbicara pada kampanye di provinsi Zonguldak, Provinsi Laut Hitam Turki.
Setidaknya 50 orang terbunuh dan hampir 50 yang terluka ketika seorang teroris menembaki jamaah yang sedang sholat Jum’at di masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, kota terbesar ketiga di Selandia Baru.
Pembantaian itu disiarkan langsung di media sosial, dan disertai dengan rilis manifesto rasis, Islamofobia, yang juga menyerang Turki.
“Kamu pengecut, hina, dan tidak bermoral membunuh 50 saudara kami yang beribadah,” kata Erdogan, merujuk pada teroris itu.
Kata-kata yang tertulis pada senjata teroris itu adalah “sebuah pengakuan” bahwa ia menargetkan Turki, meskipun letaknya sangat jauh, kata Erdogan.
Foto-foto senjata menunjukkan nama-nama tokoh sejarah yang berperang melawan tentara Kekhalifahan Utsmani.
Tiga warga Turki termasuk di antara korban serangan teror, kata Erdogan, Sabtu (16/2/2019).
Brenton Harrison Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun, didakwa atas pembantaian itu.
Kemudian, berbicara pada pawai kampanye di provinsi Kocaeli barat laut Turki, Erdogan mengatakan Turki harus kuat.
“Jika Turki tersandung, Suriah, Irak, Yaman, Libya, Bosnia dan Rakhine juga akan tersandung,” imbuhnya.
Turki adalah pelabuhan yang aman bagi orang-orang dari Balkan ke Kaukasus dan dari Turkestan ke Afrika ketika mereka membutuhkan, katanya.
Erdogan menegaskan bahwa Turki adalah simbol perdamaian, ketenangan dan kepercayaan bagi jutaan orang di seluruh dunia.
(ameera/arrahmah.com)