ISTANBUL (Arrahmah.id) — Biasanya, penderita Covid-19 akan melakukan karantina sekitar 14 hari. Namun, berbeda dengan orang lainya, Muzaffer Kayasan (56), seorang pria dari Istanbul, Turki divonis teinfeksi Covid-19 selama 14 bulan. Dia telah menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit sejak 19 Desember 2020 lalu sampai saat ini.
Dilansir Daily Sabah (6/2/2022), Kayasan terpapar Covid-19 saat menjalani perawatan penyakit leukemia yang dideritanya. Dia mengeluh sesak napas, kesulitan berjalan, kehilangan penglihatan hingga kehilangan nafsu makan.
Selama 14 bulan itu, Kayasan menjalani 78 tes untuk memeriksa infeksi Covid-19 yang ada di tubuhnya. Setiap kali keluar, hasilnya selalu positif. Kayasan tentu telah mencoba tes di luar rumah sakit tempat dia dirawat, dan hasilnya selalu positif.
Dilansir dari Anadolu Agency, Kayasan mengaku harus menjalani proses yang sulit untuk penyembuhannya. Para dokter pun telah melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkan Kayasan dari covid-19. Namun memang harus berhati-hati karena leukemia yang dideritanya.
“Mereka telah mencoba segalanya untuk menyembuhkan saya. Mereka memberi plasma darah, mencoba segala sesuatu yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh,” katanya.
Akibat penyakit yang dideritanya ditambah Covid-19 yang telah diderita selama 14 bulan, Kayasan bahkan tak bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang dia sayangi. Hingga saat ini dia bahkan tak bisa menyentuh cucunya sendiri.
“Saya tidak pernah bisa menyentuh cucu saya yang berusia dua bulan, dan itu membuat saya sangat sedih” kata dia.
Kayasan telah mengisolasi dirinya karena leukemia dan meningkatkan kewaspadaan sejak pandemi semakin parah. Bahkan setelah menjalani transplantasi sumsung tulang diajuga selalu berada di rumah.
“Saya tidak banyak bepergian. Saya tidak mendapatkan banyak pengunjung karena penyakit itu. Dan jika ya, kami berbicara dari kejauhan. Saya minum obat rumah sakit tepat waktu. Saya punya treadmill di rumah, saya berolahraga, saya mencoba untuk tetap semangat. Saya melihat tamu saya di pintu, saya tidak membiarkan mereka masuk,” kata dia.
Selama 14 bulan menjalani perawatan, Kayasan mengaku telah menyaksikan banyak kematian, bahkan mereka yang meninggal masih berusia muda.
Dia juga mengingatkan, bahwa kanker dan Covid-19 adalah dua hal yang berbeda. Dia menyarankan agar orang-orang bersedia divaksin agar tidak menularkan virus ke orang lain terutama kepada para tenaga kesehatan.
“Karena anak-anak muda yang bekerja di rumah sakit ini adalah anak-anak kita. Rumah sakit penuh sesak. Dokter, perawat, mereka bekerja keras. Sayang sekali untuk membebani mereka,” katanya. (hanoum/arrahmah.id)