RIYADH (Arrahmah.com) – Otoritas Saudi menolak untuk mengonfirmasi keberadaan Saud Al-Qahtani, mantan ajudan tertinggi Pangeran Mohammad bin Salman (MBS), menurut laporan Washington Post.
Qahtani dipecat pada Oktober, hanya beberapa hari setelah pembunuhan mengerikan terhadap wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, terungkap.
Pada November, Kerajaan mengklaim bahwa ia sedang diselidiki dan dilarang meninggalkan negara itu.
Jaksa penuntut Saudi menuduh bahwa Qahtani memainkan peran utama dalam pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu. Dia termasuk di antara 17 warga Saudi yang dikenai sanksi oleh pemerintah AS terkait pembunuhan tersebut, lansir Al Jazeera pada Senin (7/1/2019).
Pejabat Saudi mengklaim Pangeran Mohammad tidak mengetahui rencana untuk membunuh Khashoggi.
AS dan negara-negara Barat menyaksikan perlakukan Saudi terhadap Qahtani sebagai ukuran keseriusannya dalam mengadili pembunuh Khashoggi, Washington Post melanjutkan laporannya.
Sejumlah pertanyaan masih harus dijawab tentang keterlibatan Qahtani, termasuk perannya dalam merencanakan pembunuhan atau apakah ia dijebak.
Khalil Jahshan, Direktur Eksekutif Arab Center of Washington, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hilangnya Qahtani adalah “perkembangan alami dari penyelidikan [Arab Saudi]” dan kemungkinan digunakan sebagai strategi untuk menjaga MBS dari tuduhan terkait pembunuhan Khashoggi.
“Mereka telah melindungi beberapa pemain kunci yang dituduh terlibat [dalam pembunuhan] baik oleh Turki atau oleh komunitas internasional,” kata Jahshan.
“Tujuan dari kampanye Saudi sekarang adalah untuk menjaga putra mahkota dari segala tuduhan sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi.”
Mereka di atas hukum
Abdulaziz Almoayyad, aktivis hak asasi manusia Saudi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hilangnya Qahtani adalah apa yang diharapkan dari Saudi.
Almoayyad mengatakan bahwa pembangkang Saudi yang menyerukan beberapa reformasi dari pemerintah, dihukum dengan hukuman mati.
“Mereka bahkan tidak perlu menjadi pembaru. Ini adalah cara pemerintah berurusan dengan pendapat yang berbeda, untuk berurusan dengan orang-orang yang menyeru perwakilan rakyat,” ujar Almoayyad menambahkan bahwa para pelaku pembunuhan tidak akan dibawa ke pengadilan.
“[MBS] tidak mau menghukum [para pembunuh], dia tidak mau menghukumnya sendiri dan itu akan menyebabkan dia kehilangan kekuatannya.”
“Di Arab Saudi, adalah minoritas kecil yang mengendalikan orang-orang. Rakyat Saudi yang berjuang untuk hak-hak mereka dan mereka, mereka dipenjara karenanya.”
“Tetapi lingkaran kecil [MBS] tidak bisa disentuh. Mereka sangat kaya, sangat kuat dan mereka benar-benar berpikir bahwa mereka berada di atas hukum Arab Saudi atau internasional,” pungkasnya.
November lalu, CIA menyimpulkan bahwa MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi di Istanbul, sebuah temuan yang bertentangan dengan pernyataan pemerintah Saudi bahwa Pangeran Mohammad tidak terlibat. (haninmazaya/arrahmah.com)