BEKASI (Arrahmah.com) – Warga Bekasi Muhammad Hidayat Situmorang, pelapor Kaesang anak Jokowi ke polisi atas dugaan ujaran kebencian akan diminta keterangannya oleh Polres Bekasi besok, Jumat (7/7/2017).
“Benar saya akan diperiksa dan dimintai keterangan pada hari Jumat (7/7) oleh Polres Bekasi. Guna meminta keterangan dan menyampaikan apa yang terkait dengan yang sudah saya laporkan kepada aparat kepolisian,” ujar Hidayat. Rabu, (5/7), dikutip Panjimas.com
Surat pemanggilan bernomor B/1087/VII/2017/Restro Bks Kota itu meminta kehadiran Hidayat sebagai seorang pelapor untuk diminta keterangannya atau klarifikasi adanya dugaan tindak pidana Penodaan dan ujaran kebencian/SARA seperti yang terdapat pada pasal 28 ayat 2 UU ITE.
“Saya akan hadir dan memberikan keterangan dan menyampaikan bukti bukti dan argumentasi yang jelas tentang laporan yang saya buat dengan syarat adanya kejelasan dari kepolisian agar berlalu adil dalam memperlalukan kasus kasus yang sama yang pernah ada sebelumnya,” urai Hidayat.
Dia mengatakan kalau pada kasus kasus ujaran kenencian yang kebetulan yang melakukan itu adalah umat Islam maka aparat begitu cepat bertindak dan langsung menangkap pelakunya. Namun katanya lagi kalau pelakunya bukan dari umat Islam maka perlakuannya berbeda dalam penanganan kasuanya.
“Jadi kalau aparat cepat bertindak dengan melakukan tindakan yang cepat dan tepat kepada pelaku ujaran kebencian yang kasusnya saya laporkan ini. Maka saya akan berikan dan sampaikan data-data dan bukti yang saya punya. Namun jika itu tidak dilakukan, maka saya tidak akan memberikan bukti bukti dan data yang saya punya,” pungkasnya.
Diketahui, akun media sosial Youtube #Kaesang milik Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilaporkan ke polisi tepatnya Polres Bekasi Kota, Ahad (2/7). Laporan itu terkait video YouTube yang diunggah Kaesang.
Pada video itu ada cuplikan perihal pawai obor anak-anak yang berteriak bunuh Ahok. Kaesang juga memberikan pendapat mengenai apa yang dilakukan anak-anak itu. Dia menyebut;
Kita itu harus kerja sama. Bukan malah saling menjelek-jelekkan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain.
Apalagi … ada yang enggak mau mensalatkan, padahal sesama muslim, karena punya perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba?
Dasar ndeso.
(azm/arrahmah.com)