BANTEN (Arrahmah.com) – Jumlah kasus penderita HIV/AIDS di Kabupaten Lebak, Banten, selama ini mencapai 77 orang dan di antaranya 23 orang dilaporkan meninggal.
“Sebagian besar kasus penderita HIV/AIDS dialami kaum laki-laki dan berusia produktif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Maman Sukirman di Rangkasbitung, Rabu.
Ia mengatakan, selama ini penyebaran kasus HIV/AIDS tahun ke tahun di Kabupaten Lebak bertambah, sehingga perlu pencegahan untuk mengantisipasi penyakit mematikan itu.
Sebab penanganan HIV/AIDS melibatkan semua komponan masyarakat dan pemerintah, termasuk tokoh agama dan pers.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan penyuluhan-penyuluhan di sekolah maupun di masyarakat untuk mencegah narkoba dan seks bebas.
Saat ini, kata dia, kasus penularan HIV/AIDS di Kabupaten Lebak tertinggi akibat seks bebas, sedangkan tiga tahun lalu melalui jarum suntik bekas pengguna narkoba.
“Saya kira pencegahan kasus HIV/AIDS harus melibatkan semua pihak dan bukan hanya tenaga medis saja,” katanya.
Ia menyebutkan, selama ini pengobatan terhadap ODHA dirujuk ke Klinik VCT untuk pasien HIV/AIDS yakni di RSUD Serang.
Namun, kata dia, bagi warga yang terserang HIV/AIDS digratiskan untuk biaya konsultasi di Klinik Viciti Seroja RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung.
“Kami minta warga yang menderita HIV/AIDS untuk rajin melakukan konsultasi di Klinik Viciti Seroja di RSUD Dr Adjidarmo,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lebak Alkadri mengatakan, pihaknya saat ini terus melakukan penyuluhan antinarkoba di sekolah-sekolah guna mencegah peredaran narkoba di kalangan pelajar.
Penyuluhan ini, kata dia, untuk memberikan pengetahuan dampak buruk pengguna narkoba dan bisa menimbulkan kasus HIV/AIDS jika menggunakan jarum suntik.
“Kami meminta pelajar tidak terjerumus narkoba karena bisa menghancurkan generasi bangsa,” ujarnya. (Ant/arrahmah.com)