KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Sebuah organisasi pemuda Muslim Malaysia pada Jumat (2/7/2021) mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya kasus bunuh diri di Malaysia di tengah pandemi virus corona.
Presiden Angkatan Pemuda Islam Malaysia (ABIM) Muhammad Faisal bin Abdul Aziz mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa fenomena bunuh diri yang terjadi di Malaysia menunjukkan bahwa masyarakat berada dalam kondisi kritis.
“Hal ini dapat dilihat melalui beberapa kejadian memilukan, termasuk meningkatnya angka bunuh diri,” ujarnya.
Polisi mencatat sebanyak 468 kasus bunuh diri telah terjadi pada 5 bulan pertama tahun 2021, naik dari total kasus tahunan sebanyak 631 kasus pada 2020 dan 609 kasus pada 2019.
Setidaknya rata-rata terjadi dua kematian bunuh diri setiap hari dari tahun 2019 hingga Mei 2021, ungkapnya.
Abdul Jalil Hassan, direktur Departemen Investigasi Kriminal (CID) Bukit Aman, mengatakan bahwa dari 2019 hingga Mei 2021 setidaknya ada 281 pria dan 1.427 wanita melakukan bunuh diri, di mana 872 korban berusia antara 15 hingga 18 tahun.
“Dari data nasional, Johor mencatat jumlah kasus bunuh diri tertinggi pada 2019 dan 2020 dengan 101 kasus, sedangkan Selangor mencatat kasus tertinggi pada tahun ini hingga bulan Mei dengan 117 kasus,” paparnya.
Polisi mencatat ada tiga alasan utama bunuh diri, yaitu masalah hubungan keluarga, tekanan emosional, dan masalah keuangan.
ABIM mendorong masyarakat untuk bekerja sama, saling membantu dalam kesulitan tanpa memandang ras dan agama dengan mendukung “Kampanye Bendera Putih”, yang diperuntukkan bagi siapa saja yang merasa sangat membutuhkan makanan dan bantuan untuk memasang bendera putih di depan rumah mereka, sebagai tanda bahwa mereka membutuhkan pertolongan.
Sementara itu, Mohammed Azmi Abdul Hamid, presiden Dewan Permusyawaratan Organisasi Islam Malaysia (MAPIM), mengatakan bahwa peningkatan kasus bunuh diri bisa menjadi bom waktu yang akan memperburuk kondisi di Malaysia.
“Jika pemerintah tidak menanggapi semua sinyal ini dengan serius, dikhawatirkan situasinya akan menjadi lebih buruk,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Kesehatan pada Selasa (29/6) meminta warga Malaysia untuk lebih sadar dan peka terhadap lingkungan mereka dan mencari tanda-tanda peringatan.
Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa beberapa individu berisiko lebih tinggi menderita masalah kesehatan mental seperti depresi, terutama ketika berada di bawah tekanan yang luar biasa atau ketika terisolasi dari teman-teman dan keluarga.
“Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk lebih memperhatikan anggota keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang mungkin menunjukkan gejala depresi yang bisa berujung pada bunuh diri,” tuturnya.
Malaysia telah mencatat lebih dari 765.000 kasus virus corona, dengan 5.327 kematian dan hampir 7.000 kasus baru setiap hari.
Pemerintah memberlakukan lockdown hingga jumlah kasus harian turun di bawah 4.000. (rafa/arrahmah.com)