Arrahmah Analysis – Kashmir merupakan salah satu wilayah konflik yang tak terselesaikan sejak tahun 1947 hingga kini. Wilayah yang terkenal dengan keindahan alamnya yang menjadi rebutan India dan Pakistan. Tidak banyak yang tahu perjuangan Kaum Muslimin di sana, yang berjihad membebaskan bumi Kashmir dari tentara kafir India. Bagaimana sebenarnya latar belakang yang menimpa kaum Muslimin di Kashmir ini? Apa solusi terbaik untuk mengatasi konflik berkepanjangan di Kashmir?
Lembah Lolab, daerah pendudukan Kashmir 1996. Musim dingin kali itu tidak hanya menurunkan salju, tetapi juga dingin menggigit dengan temperatur di bawah nol derajat. Sekelompok Mujahidin berjalan mengendap-endap memasuki wilayah pendudukan melalui rute yang menyeramkan.
Rute yang menyeramkan ini, sebagaimana rute-rute yang lain, terkenal akan jalan-jalan terjal pegunungannya, tepi-tepi jurangnya dan beberapa berlokasi di puncak pegunungan di atas awan di mana ketika Mujahidin melintas kembali akan tertutup.
Langkah kaki Mujahidin berpadu antara mendaki pegunungan dan menyeberangi sungai dengan meloncat-loncat di atas batu-batu besar sungai maupun batu-batu kecil sebagai pijakan.
Mujahidin terus berjalan menuju kamp-kamp dan bunker-bunker musuh yang tersebar di seluruh area. Kadang mereka harus berjalan di antara bebatuan dengan arus sungai yang jernih dan deras mengalir di bawahnya. Kadang mereka harus meloncat-loncat di sungai tersebut sepanjang malam, dalam kondisi yang luar biasa letih dan cuaca yang sangat ekstrim.
Kadang kesulitan masih bertambah jika turun hujan atau angin bertiup sangat kencang. Rasa lelah tidak bisa dihilangkan dengan istirahat begitu saja, bukan karena minimnya perbekalan mereka saja tetapi juga cuaca dingin yang membekukan tidak memungkinkan untuk beristirahat dalam waktu yang lama. Mereka harus terus bergerak untuk menghindari panas tubuh menurun drastis karena cuaca dingin.
Setiap 2 kilometer di Kashmir ada sebuah kamp musuh. Mereka, pasukan kuffar India selalu menyiksa penduduk setempat. Secara hitungan di setiap desa ada satu kamp tentara. Di Lolab, bahkan ada 36 kamp musuh. Tentara musuh telah membangun kamp di setiap puncak gunung yang puncak-puncak tersebut mengelilingi hutan tempat Mujahidin beroperasi selama lima hari.
Kelompok Mujahidin terdiri dari 10 sampai 25 orang dan dalam keadaan kekurangan senjata. Mungkin syahid menanti kami dalam 5 hari ini, wallahu’alam. Semoga Allah SWT menganugerahkan kami kemenangan yang nyata atas musuh-musuh kami. Amin.
Demikian, memoar seorang Mujahidin Kahsmir. Ujarnya lagi. ketika kalian memandang mata perempuan Kashmir, kalian akan tahu bahwa mereka telah diperkosa. Ketika kalian memandang mata para pria Kashmir, kalian akan tahu bahwa mereka telah disiksa.
Jadi kami bertanya; Bagaimana mungkin kalian takut pada India kuffar ini? Jika saja kalian pernah melihat mata kaum Muslimin warga Kashmir yang malang, tentu Anda tidak akan pernah melupakan derita saudara Muslim kita di kawasan Asia Selatan ini, Kahsmir, bumi jihad yang terlupakan…
Kashmir, Derita Tak Bertepi
‘Esa al Hindi, dalam bukunya Army Madinah in Kashmir menceritakan kisah jihad Kashmir dan derita kaum muslimin di sana. Menurut beliau, Sejak invasi militer India pada tahun 1947 wilayah Jammu dan Kashmir telah dipaksa tunduk pada penjajah kafir kejam dengan pasukannya yang terkenal keji.
Penjajah di bawah pimpinan Raj ini merupakan penyembah berhala yang tindakan-tindakannya sangat brutal dan mengerikan. Serangan-serangan mendadak dari kuffar India adalah hal yang lumrah di Kashmir.
Hal ini dikerenakan militer India dipaksa untuk melakukan hal tersebut. Beberapa tentara kafir yang ditugaskan di daerah pendudukan Kashmir, baik dengan sukarela atau terpaksa, menyadari bahwa mereka berada di wilayah yang luas dan mereka relatif bebas untuk mengekspresikan naluri kebinatangan mereka, atau bisa jadi di sana adalah tempat terakhir mereka menghabiskan sisa hidup.
Tak pelak lagi, mereka menyadarinya dan mereka harus menghadapi kata batin mereka sendiri untuk menerima dan pergi ke tempat penjajahan. Di sekeliling mereka, mereka menyaksikan rekan-rekan mereka sendiri sedang membalas dendam karena kehidupan mereka telah hilang terampas. Tapi, tak seorang pun yang tidak tinggal diam karena ini satu “paket” yang harus mereka terima dengan tangan terbuka.
Dalam buku Kashmir, Derita yang Tak Kunjung Usai, Dhurorudin Mashad menjelaskan bahwa perjuangan Kashmir mengalami dilema. Menurut penuturan seorang warga kepadanya saat kunjungan ke wilayah yang dirundung duka dan air mata ini:
“Jika kami memakai cara-cara damai dan pendekatan politik, India mengklaim bahwa orang-orang Kashmir telah menerima status quo, menjadi bagian India. Jika kami protes dan mengekspos kesalahan klaim India atas Kashmir, India melancarkan terornya. Dan Jika kami melakukan perlawanan, dan mengambil langkah-langkah militer, maka India akan melabeli para pejuang kemerdekaan sebagai separatis, ekstrimis, fundamentalis, dan teroris, guna menumbuhkan prejudise negatif di berbagai penjuru dunia.”
Kashmir telah menjadi wilayah konflik yang tak terselesaikan sejak tahun 1947 hingga kini. India ingkar janji untuk memberikan kesempatan kepada rakyat Kashmir untuk menentukan nasib sendiri sesuai dengan resolusi DK PBB yang telah disepakati. Pakistan tak mampu menolongnya, PBB diam tak melakukan apa-apa, dan OKI (Organisasi Konferensi Islam) pun tidak bisa berbuat banyak. Bagaimana sebenarnya latar belakang yang menimpa kaum Muslimin di Kashmir ini ? Apa solusi terbaik untuk mengatasi konflik berkepanjangan di Kashmir?
Kashmir, Surga Dunia Asia Selatan
“Vale of Kashmir” atau Lembah Kashmir dikenal sebagai suatu tempat yang paling indah dan spektakuler di dunia. Sebuah “surga” dunia di Asia Selatan. Wilayah yang rendah dan sangat subur ini dikelilingi oleh gunung yang luar biasa dan dialiri oleh banyak aliran dari lembah-lembah.
Siapa sangka di lembah yang banyak diminati turis manca negara ini jihad sedang bergejolak mempertahankan esensi tauhid melawan kepungan kemusyirikan pemerintahan India.
‘Esa Al Hindi menceritakan; Kashmir adalah tanah yang luar biasa subur, dimana sumber air mengalir jernih dan sungai-sungainya melimpah ruah. Pohon-pohon terlihat di setiap sudut kita memandang. Kebun buah ada di mana-mana. Sawah-sawah dengan tanaman padi yang menyebar di seluruh negeri ini dapat digunakan sebagai bukti, betapa suburnya negeri dan tanah ini.
Kashmir berada di posisi yang luar biasa strategis, yang jika digabung dengan beberapa faktor lain menjadikan alasan jelas kenapa India mendudukinya seperti yang terjadi sekarang ini. Wilayahnya bergunung-gunung dan hutan-hutannya dipenuhi pedesaan. Puncak-puncak tertingginya berada di ketinggian 15.000-18.000 kaki yang berada di wilayah-wilayah perbatasan. Itulah sebabnya, bisa dikatakan puncak-puncak tersebut memisahkan Lembah Pendudukan (Occupied Valley) dari Azad Kashmir.
Posisi Kashmir sendiri berada di utara sub benua India. Istilah Kashmir secara sejarah digambarkan sebagai sebuah lembah di selatan dari ujung paling barat barisan Himalaya. Secara politik, istilah Kashmir dijelaskan sebagai wilayah yang lebih besar yang termasuk wilayah Jammu, Kashmir, dan Ladakh. Kashmir dikuasai oleh tiga negara, yakni Pakistan, India dan China.
Kashir berada di jantung asia Tengah bagian selatan dan berbatasan dengan Afghanistan, Cina, India dan Pakistan. Sedikit bagian wilayah Kashmir (wakhan) bersainggungan dengan wilayah Tajikistan dan Uni Soviet.
Kashmir merupakan salah satu wilayah rebutan terkenal di dunia, dan kebanyakan peta buatan Barat menggambarkan wilayah ini dengan garis bertitik untuk menandai batasan yang tidak pasti.
Wilayah Kashmir secara umum saat ini dikuasai atau disengketakan oleh tiga negara, yakni Pakistan mengontrol barat laut, India mengontrol tengah dan bagian selatan Jammu dan Kashmir, dan Republik Rakyat China menguasai timur laut (Aksai Chin).
Meskipun wilayah ini dalam prakteknya diatur oleh ketiga negara tersebut, India tidak pernah mengakui secara resmi wilayah yang diakui oleh Pakistan dan China. Pakistan memandang seluruh wilayah Kashmir sebagai wilayah yang dipertentangkan, dan tidak menganggap klaim India atas wilayah ini.
Sebuah pilihan yang disukai banyak orang Kashmir adalah kemerdekaan, namun baik Pakistan dan India menentang hal ini.
Luas wilayah keseluruhan Kashmir adalah 85.700 mil (88.700 mil menurut Inggris), dimana 51 % masuk ke wilayah atau daerah jajahan India, 33 % dalam pengawasan pemerintah pakistan, 11 % dalam pengawasan Cina, dan hanya 5 % yang merdeka , yakni wilayah Azad Kashmir.
Sementara itu, data penduduk Kashmir adalah 13 juta (15 juta menurut Belanda), 8,3 juta di India-wilayah Pendudukan Kashmir, 2,2 juta di Azad Kashmir, 1 juta di Pakistan-Kashmir yang diawasi Pakistan, 1,5 juta mengungsi di Pakistan, 0,4 juta komunitas ekspatriat (0,3 juta menurut Inggris).
Bahasa yang digunakan di Kashmir adalah: Bahasa Urdu (Bahasa resmi secara tehnik) di beberapa daerah, sedikit yang berbahasa Inggris. Sementara populasi Muslim di Kashmir paling banyak, yakni sekitar 80% Muslim, 16% Hindu, 4% Sikh, Budha, Kristen dan lain-lain menempati jumlah minoritas.
Ibukota Kashmir adalah Iqbalabad (Srinagar). Srinagar adalah nama dahulu atau ibukota kuno Kashmir yang terletak di dekat Danau Dal, sebuah danau yang terkenal karena kanal dan rumah perahunya.
Srinagar berketinggian 1.600 m atau 5.200 kaki dan sering dijadikan sebagai ibu kota musim panas bagi banyak turis dan petualang asing yang mendapatkan panas di utara India. Tepat di luar kota terdapat taman Shalimar yang indah dibuat oleh Jehangir, kaisar Mughal, pada 1619.
Akses menuju Kashmir biasa ditempuh dengan pesawat udara ke Srinagar melalui New Delhi, dan membutuhkan persetujuan pemerintah India. Atau bisa juga lewat darat ke Azad Kashmir dari Islamabad, Pakistan, tanpa izin.
Status Kashmir sendiri sejak tahun 1947 adalah jajahan militer kuffar India. Karena sejak tahun 1947 tersebut sekitar 51% wilayah Kashmir telah diserobot India dengan agresi liar dan kekuatan militer.
Pemerintahan syirik India telah menduduki paksa negeri ini, sejak 27 Oktober 1947 yang berbasis pada kecurangan Maharaja, pemerintahan outokrasi yang berkuasa saat itu. Sebelumnya, sejak abad 16 diperintah oleh Moghulis, Afghan, Sikh, dan Inggris.
Wilayah Kashmir yang masih dikuasai oleh kaum Muslimin saat ini hanyalah Azad Kashmir yang berlokasi di sebelah Timur Laut Pakistan. Wilayah ini membentang dalam area seluas 84.000 km dengan ibu kotanya bernama Muzaffarabad. Penduduknya seluruhnya Muslim dan undang-undang yang berlaku berasal dari pemerintah Pakistan.
Sedang tiga bagian lainnya (dari Kashmir) kini berada dalam pendudukan militer India, oleh karena itu biasa disebut sebagai tanah jajahan Kashmir. Di tanah jajahan ini diterapkan hukum perang buatan India yang keji, dimana pemerintahan India selalu berupaya untuk menggabungkan secara resmi seluruh daerah ke dalam satu kesatuan besar Kashmir ke dalam kekuasaan India.
Salah satu bagian yang diduduki militer India tersebut dan mungkin paling penting adalah bagian “Lembah” yang berpenduduk 98 % muslim. Di wilayah ini pasukan India memfokuskan diri agar dapat menguasai lembah yang maha luas ini. Itulah alasan mengapa perang di daerah ini berlangsung sangat sengit.
Kadang daerah ini disebut dengan nama “Lembah Kashmir” dan beribu kota di Srinagar yang kadang-kadang disebut Iqbalabad. Lembah ini terletak 2000 kaki di atas permukaan air laut. Cuaca disana tidak sedingin yang dibayangkan, bahkan cuaca dan iklimnya hangat
Bagaian selanjutnya adalah “Jammu” yang meskipun terdapat penduduk Muslim, namun secara dominan diduduki masyarakat Hindu dan warga militer. Wilayah ini sedikit lebih tenang dibanding di pegunungan-pegunungan dengan dataran-dataran yang dikelilingi puncak-puncak. Wilayah ini tidak bisa dianggap remeh karena bisa juga berbahaya.
Bagian yang terakhir adalah “Ladakh” yang juga disebut wilayah “Leh” dimana masyarakatnya mayoritas beragama Buddha. Hal ini tidak mengherankan karena bagian wilayah ini berbatasan dengan Cina. Wilayah ini meliputi daerah seluas 42.735 km.
Wilayah “Lembah” sebagaimana sebagian wilayah Jammu telah berubah menjadi wilayah perang.
Jumlah total penduduk Kashmir adalah 13 juta jiwa. Pada perubahan dekade yang terakhir, pasukan pendudukan yang mendarat dari daratan utama India yang membentuk koloni dan mengontrol pelaksanaan hukum perang menambah jumlah penduduk sebesar 450.000 jiwa. Jumlah pasukan yang mencengangkan, menjadikan penduduk asli Kashmir sebagai kaum Muslimin yang tertindas dan menanggung derita tak bertepi.
Kekejaman Militer India di Kashmir
Militer musyrik India adalah bencana terbesar bagi penduduk Muslim Kashmir. Kehadiran mereka sama sekali tidak diinginkan dan mereka selalu berbuat kerusakan di Kashmir. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah melakukan pemerkosaan, pembunuhan brutal dan merampas tanah dari pemiliknya.
Mereka juga sering membuat fitnah dan propaganda perang murahan di media massa. Dalam perjuangan mereka untuk menutup daerah yang sering dikunjungi turis manca negara, mereka mengadopsi apa yang mereka sebut psikologi perang. Semua itu untuk mencegah masuknya turis. Mereka menyebarkan propaganda ekstrim. Lewat media mereka mengumumkan bahwa Mujahidin menculik orang Barat yang sedang berlibur.
Propaganda itu digunakan terus-menerus, ke seluruh Lembah kepada penduduk sipil yang menyadari bahwa semua itu fitnah tapi mereka hanya mengetahui sedikit. Rumor itu merupakan fitnah dari pemerintah India dalam konspirasi mereka.
Tidak diragukan lagi, mesin media India telah membawa berita fitnah ini dengan sukses menjadi “pemikiran” publik dunia. “Pemikiran” ini menjadi pola yang didoktrinkan sehingga membuat kengerian dan ketakutan Dunia Barat khususnya dan dunia Islam pada umumnya yang akan menjauhkan dan bahkan menghilangkan Kashmir dari daftar kunjungan wisata dan perhatian mereka. Hal ini dikarenakan Lembah Kashmir adalah tempat utama penindasan dan kekejaman yang mereka lakukan.
Di mata pemerintah penjajah, siapa pun yang menyerukan pembebasan dan kemerdekaan serta mendukung perjuangan kemerdekaan adalah seorang militan, teroris, dan fundamentalis. Selanjutnya dia akan ditangkap, disiksa, dijebloskan ke penjara, dan dibunuh. Namun, militansi perjuangan kaum muslimin di Kashmir adalah sebuah realitas yang tidak akan terhenti, yang membuat New Delhi putus asa dan menyebar hampir sejuta pasukan ke negeri ini.
Betapa ironisnya, mereka yang disebut pendukung doktrin Gandhi Tiada Kekerasan telah melakukan kebiadaban ketika merampas tanah Kashmir dari pemiliknya. Sama saja ketika mereka mengaku sebagai “Pahlawan Pemberani” padahal sesungguhnya mereka adalah individu-individu yang paling penakut ketika bertempur berhadapan.
Penyiksaan-penyiksaan terus mereka lakukan dan bahkan jumlahnya makin meningkat. Di tempat tersebut, berkumpul lebih dari empat orang pun dilarang. Setiap hari adalah mimpi buruk dan setiap tempat adalah tempat pembantaian. Setiap keluarga begitu menderita dan takut akan kekejian pasukan kafir menimpa salah seorang di antara mereka.
Pemerkosaan, penculikan, dan pembunuhan massal adalah pekerjaan sehari-hari militer musyrik India di lembah pendudukan Kashmir. Berbagai kisah tragis tentang itu semua diceritakan oleh Mujahid asal India Esa Al Hindi dalam bukunya Army Madinah in Kashmir.
Pada tanggal 10 dan 11 Agustus 1990, Pasukan militer India mengadakan patroli keliling Pazi Pora, Bali Pora, Konun dan wilayah-wilayah sekitarnya. Mereka terlihat sangat ingin membalas dendam, tamak dan bernafsu. Mereka kemudian menembak siapa pun yang mereka temui; orang lewat, petani, remaja, orang lanjut usia baik pria maupun wanita dan orang yang sedang lewat dalam perjalanan.
Para jawan (tentara India) terlihat membawa sebotol minuman keras pada kantong-kantong mereka dan senjata di tangan. Lebih dari satu kompi pasukan diturunkan di Pazi Pora dan memisahkan penduduk wanita dari anak-anak dan laki-laki, meski menghadapi protes dan ratapan tiada henti. Sebagaian besar wanita telah melarikan diri ke hutan demi keselamatan.
Tetapi, ada sekitar 20-30 wanita yang menginap di sebuah rumah besar tidak sempat melarikan diri. Pasukan India yang tercium bau minuman keras dari mulut mereka segera menerkam para wanita tersebut, seperti burung nazar menerkam bangkai. Seluruh wanita tersebut di paksa keluar dan sekitar 10-15 wanita yang kuat, muda sehat dan menarik dipisahkan dari yang berusia sekitar 7 tahun dan 50 tahun.
Sekelompok pasukan yang bernafsu segera melucuti pakaian mereka hingga telanjang. Api unggun dibuat dari pakaian mereka yang dibakar beserta barang-barang dari kain di pinggir sawah. Sisa-sisa api unggun masih bisa ditemukan bahkan setelah satu minggu.
Sementara itu sekelompok pasukan yang lain segera meneguk minuman keras dari botol-botol mereka dan menyeret para wanita tersebut ke tempat tersembunyi dan memperkosanya. Seorang gadis kecil yang berusia tujuh tahun yang diperkosa bahkan mengalami pendarahan lima hari setelah peristiwa yang mengerikan tersebut. Tragis…
Tentara musyrik India memiliki dendam yang tak berkesudahan di Kashmir. Jumlah tentara-tentara mereka yang disebar di Kashmir jumlahnya meningkat setiap tahunnya. Sejatinya, mereka melewati tahun demi tahun dengan rasa frustasi dan putus asa. Hal ini dikarenakan mereka selalu gagal membungkam dan menghentikan perlawanan perjuangan para Mujahidin.
Mujahidin di Kashmir
Semenjak berubahnya kondisi dalam dekade terakhir ini, medan jihad Kashmir dibantu Allah SWT dengan kedatangan para mujahidin dari luar negeri memasuki negeri ini. Sebagian besar dari mereka berasal dari Pakistan. Para mujahidin dari luar Kashmir telah membantu dan menjadi bagian dari jihad, sebagaimana penduduk lokal.
Penduduk lokal Kashmir sendiri, dikarenakan tekanan dari pasukan penjajah yang bebas melakukan setiap jenis kekejaman dan penyiksaan massal yang belum pernah dilakukan oleh manusia, akhirnya terpaksa menjadi masyarakat militan sebagai reaksi perlawanan.
Selama waktu bertahun-tahun di bawah tekanan, bumi Kashmir akhirnya memunculkan berbagai kelompok jihad dan jama’ah dakwah seperti: Hizbul Mujahidin (Partai Mujahidin) Lashkar-e-Tayba (Pasukan Tayba), Harakatul Anshar (Harakah Anshar), Jami’atul Mujahidin (Jamaah Mujahidin) Al Barq, Al Badar dan lain-lain. Nama jama’ah ini telah menjadi istilah yang familiar karena jama’ah-jama’ah tersebut merupakan kelompok-kelompok yang menjadi ujung tombak perlawanan.
Syaikh Muhammad Mas’ud Azhar adalah salah seorang Mujahidin dan pemimpin Jama’ah Jihad yang sangat disegani di Kashmir. Keberadaan beliau dan pasukannya sebagaimana keberadaan Syaikh Abdullah Azzam di dunia Arab (Aghanistan).
Tulisan-tulisan beliau (Syaikh Muhammad Mas’ud Azhar) dalam berbagai bahasa telah menjadi inspirasi yang luar biasa bagi pria dan wanita yang menyadari bahwa mereka berada di negeri kaum muslimin yang tertindas dan kewajiban mereka adalah mempertahankan diri dan melawan melalui jihad.
Esa al ‘Hindi sendiri adalah seorang mualaf yang masuk Islam di usia 20 tahun dan langsung pergi berjihad ke Kashmir. Bisa dikatakan buku Army Madinah in Kashmir yang ditulis oleh beliau adalah kisah jihad Kashmir yang pertama kali ditulis dan dipublikasikan luas ke dunia Islam.
Buku ini tidak hanya berisikan kabar dan informasi fakta-fakta detail Kashmir tetapi penuh motivasi perjuangan dan empati mendalam dari pelakunya sendiri. Beliau mengungkapkan tentang jihad Kashmir :
“Jika seseorang meninggalkan jalan terhormat ini maka dia akan menebusnya. Karena kita yang memerlukan jihad dan jihad tidak memerlukan kita.”
“Jangan lupa, mereka telah memberikan ‘hari ini’ mereka untuk ‘hari esok’mu.
Mereka semua telah menemui tempat mereka,
di tempat peristirahatan para syuhada,
dalam tanah indah seperti tanah yang di tumbuhi tanaman padi.
Untuk generasi baru…
ingatlah, istilah ‘mujahidin’ tidak menjadi milik seseorang untuk disimpan.
Istilah ini hanyalah sebuah pinjaman.”
Sementara itu dalam sebuah wawancara dengan Nida’ul Islam, Salahuddin, Amir (pimpinan) Hizbul Mujahidin Kashmir menceritakan situasi terkini dari jihad Kashmir.
Pada tahun 1989, umat Islam Kashmir telah membuat keputusan untuk melancarkan perjuangan bersenjata menentang penjajahan India. Dari situlah lahirnya Partai Mujahidin (Hizbul Mujahidin).
Saat ini, di kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam di negeri Jammu, Jihad terlaksana dengan kekuatan sepenuhnya hasil rahmat dari Allah SWT. Ribuan Mujahidin bergandengan tangan bahu membahu dengan umat Islam Kashmir sedang berjihad menentang 600.000 tentara India di seluruh medan; di pergunungan, di hutan-hutan, di bukit-bukit, lembah, pasar, dan perkampungan. Mereka berdiri berhadap-hadapan dengan musuh-musuh Hindu, berperang menentang mereka.
Para Mujahidin, dengan rahmat dari Allah SWT, telah mencapai banyak kemenangan dan keberhasilan. Sekitar 12.000 orang tentara India termasuk tiga orang jendral telah terbunuh, dan lebih dari 300 kendaraan angkutan tentara telah dimusnahkan. Logistik simpanan tentara, gudang-gudang dan barak-barak tentara merupakan sasaran utama sejak 6 tahun lalu.
Semangat para Mujahidin dan penduduk Kashmir sangat tinggi walaupun berada dalam keadaan yang genting dan terancam, dengan siksaan yang terus menerus dan kesukaran untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Kami merasakan bahwa India sekarang dalam keadaan yang semakin tertekan. Gubernur-gubernur India mulai membuat tawaran menarik seperti memberikan kami pemerintahan sepenuhnya, malah mereka juga telah menawarkan jutaan Rupees kepada anak-anak muda dalam usaha menarik perhatian mereka dari Jihad.
Akan tetapi, umat Islam Kashmir bertekad untuk meneruskan Jihad ini walaupun diancam dengan penjara dan peluru; walau semahal apa pun harganya. Kami ingin membebaskan Kashmir dari tangan-tangan Hindu ini dan sama-sekali tidak akan berkompromi dengan sesuatu yang lain.
Esa Al Hindi menjelaskan dalam bukunya, bahwa pasukan India begitu gigih mempertahankan cengkeraman mereka atas Kashmir sehingga mengirimkan dua perlima mesin militer mereka ke Kashmir.
Oleh karena itu, secara logika hal tersebut memerlukan dana yang luar biasa besar dari pendapatan negara India untuk menyalurkan bahan makanan, pakaian, akomodasi, trasportasi dan persejataan bagi seluruh pasukan India yang berada di Kashmir.
Itulah sebabnya timbul dugaan bahwa India telah menerima bantuan dana dari luar. Bantuan tersebut digunakan untuk mempertahankan kedudukan mereka di Kashmir, dan itu satu-satunya penjelasan yang mungkin. Satu hal yang pasti adalah, India tidak pernah merasakan sanksi ataupun embargo perdagangan dari dunia internasional.
Sementara itu, Amir Hizbul Mujahidin, Shalahuddin menceritakan muasal jihad Kashmir yang saat ini sedang beliau lakukan.
Permasalahan di Kashmir bermula pada tahun 1947, ketika India terpecah menjadi dua negara. Negara Pakistan didirikan dan menurut perjanjian ketika itu, kawasan-kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam mesti diletakkan di bawah Pakistan berdasarkan konsep sama agama, sama negara.
Kawasan-kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Hindu diletakkan di bawah India. Semestinya Umat Islam Kashmir ketika itu mau bersama-sama dengan Pakistan; namun gubernur Kashmir ketika itu, melalui satu perjanjian rahasia dengan pihak Hindu, menjadi batu penghalang kepada penyatuan ini.
Ini adalah karena mereka menyadari bahwa Kashmir adalah kawasan yang sangat strategis di Asia Tenggara. Penyatuan Kashmir dengan Pakistan akan menjadikan Pakistan negara Umat Islam yang terkuat di daerah ini.
Para penduduk Kashmir meneruskan perjuangan politik mereka hingga tahun 1987 dengan mempertahan hak mereka untuk merdeka dan memerintah melalui partai-partai politik. Semua ini tidak mendatangkan hasil apa pun.
Pada tahun 1989, setelah menyaksikan usaha-usaha melalui perlembagaan, kehakiman dan demokrasi gagal, para pemuda Kashmir mengambil keputusan bahwa telah tiba waktunya untuk memulai perjuangan bersenjata (jihad).
Pergerakan Islam Kashmir, salah satu organisasi Islam yang terbesar, juga yang paling bersungguh-sungguh dan yang paling tersusun, mengesahkan dan memberi dukungan melalui pembiayaan, pendidikan dan pengambilan ahli baru.
Mereka mulai menyadarkan anak-anak muda Islam, menerangkan kepada mereka bahwa tiada jalan lain untuk membebaskan bumi Kashmir kecuali melalui Jihad, Maka pada tahun 1989, setelah 43 tahun dijajah oleh India dan setelah menyadari bahwa tiada jalan lain untuk mereka, umat Islam Kashmir menyambut perniagaan yang ditawarkan oleh Allah SWT dan mulai menempuh liku-liku perjalanan Jihad.
Bantu Jihad Kashmir!
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik lelaki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya, dan berilah kami pelindung dari sisi engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.” (QS An-Nisaa’ : 75)
Kashmir adalah bumi jihad yang terlupakan. Umat Islam Kashmir berjihad sendirian, tidak dibantu oleh siapa pun. Tidak ada yang memberitakan tentang jihad mereka dan tidak ada yang menekan rezim syirik India supaya menghentikan kejahatan dan kekejamannya ke atas umat Islam Kashmir.
Ironisnya lagi, tidak sedikit pun terlihat peranan Umat Islam akan jihad Kashmir. Sepatutnya negara-negara Islam mampu memberikan tekanan kepada India dengan memutuskan hubungan diplomatik dan menekan India dalam segala bentuk penekanan.
Wahai kaum Muslimin, sudah seharusnya kita membantu Kashmir, bumi jihad yang terlupakan. Penduduk Kashmir adalah bagian daripada Ummah Islam dan tidak boleh dipisahkan dari Ummah.
Ummah ini seluruhnya harus mengangkat panji-panjinya menentang kebiadapan dan kezaliman hindu-hindu musyrik India. Mereka mesti memberi tekanan ke atas India melalui cara apa pun, sehingga ia tunduk mengembalikan hak umat Islam Kashmir.
Saat ini yang sangat dibutuhkan para Mujahidin dan juga penduduk Kashmir adalah bantuan obat-obatan dan keuangan untuk membantu menguatkan semangat mereka dan memenuhi keperluan harian mereka.
Bagi pihak Mujahidin, mereka mulanya mendapat bantuan dari para penduduk setempat, tetapi apabila mereka ini disiksa dan rumah-rumah mereka dibakar, pihak Mujahidin terpaksa meninggalkan perkampungan, bersembunyi di kawasan hutan dan bukit-bukit demi meringankan beban dan siksaan tentara hindu ke penduduk setempat.
Untuk itu, umat Islam berkewajiban menyokong dan membantu jihad Kashmir dan penduduknya. Umat Islam Kashmir mempunyai hak atas kasih sayang setiap saudara mereka di mana saja. Umat Islam sedunia sepatutnya memberikan sumbangan kepada mereka dan membuat mereka merasa bagian dari ummat yang mulia ini.
Bayangkanlah jika setiap harinya ada 600.000 tentara hindu mengepung dan menyerang penduduk Kashmir, menghiasi mereka dengan berbagai jenis siksaan dan penghinaan. Tidakkah kalian berkewajiban membantu muslim Kashmir?
Salahuddin, Amir Hizbul Mujahidin menyatakan dan menyampaikan kepada seluruh kaum muslimin agar membantu jihad Kashmir. Umat Islam Kashmir saat ini berhadapan dengan penganiayaan yang paling keji dan kejam dan sangat memerlukan dukungan moral, keuangan, dan diplomatik dari kaum Muslimin.
Sekiranya Ummah ini tidak merasakan penderitaan saudara-saudara mereka di Kashmir, siapa lagi yang akan ikut merasakan. Umat Islam Kashmir menanti dukungan dan bantuan kongkrit saudara-saudara mereka; mereka memulai jihad dengan harapan Ummah ini tidak akan melupakan mereka.
Baik akhirnya mereka akan menang atau syahid, selama dia hidup sebagai umat Islam yang bebas atau kita gugur sebagai syuhada dengan kemuliaan yang terpelihara, tiada lagi pilihan lain bagi kita umat Islam, bantulah jihad Kashmir!
‘Esa Al Hindi menutup uraian dalam bukunya Army Madinah in Kashmir dengan himbauan agar seluruh kaum Muslimin membantu jihad Kashmir. Dana sangat diperlukan sebagai syarat mutlak untuk sebuah keberhasilan.
Dana itu dipergunakan untuk pembiayaan angkatan bersenjata, yang antara lain untuk latihan, akomodasi, perbekalan, pemeliharaan peralatan dan mengkounter propaganda media.
Semua itu agar Mujahidin dapat eksis di medan jihad di seluruh dunia dan agar mendapat kemenangan atas musuh.
Menjadi kewajiban bagi masyarakat Muslim, baik yang di desa, kota, maupun di pegunungan untuk mendukung dana jihad. Bahkan wajib bagi mereka menopang atau membantu keluarga Mujahidin yang sedang berperang maupun yang telah syahid.
Untuk alasan itulah, kami meminta dan mendesak para pembaca untuk membantu dana jihad sebanyak yang mereka mampu korbankan untuk Hari Kemudian.
Rasulullah SAW bersabda untuk menyeru kepada kita, dan untuk mengingatkan para pembaca :
“Barang siapa yang mempersiapkan bekal untuk orang-orang berperang (mujahid ), maka dia tercatat sebagai orang yang telah berperang. Dan barang siapa yang membekali keluarga mereka, maka tercatat sebagai orang yang telah berperang.” (HR. Bukhari)
Wallahu a’lam bis Shawab!
Depok, 12 Maret 2008
Ar Rahmah Media Analysis
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media