KABUL (Arrahmah.com) – Juru bicara Hamid Karzai mengatakan bahwa Presiden Afghan itu tidak berencana untuk mengubah konstitusi dan tidak pula ingin membuka putaran ketiga kekuasaannya di Afghanistan, seperti dikutip AFP pada Sabtu (10/12/2011).
Sejumlah laporan media lainya pun, mengutip dokumen yang dibeberkan oleh badan intelijen Jerman, menyatakan bahwa Karzai sedang berusaha memperoleh dispensasi khusus untuk membawa negaranya ke dalam ketidakpastian pasca berakhirnya misi tempur NATO pada 2014.
Tapi Aimal Faizi mengatakan Karzai, satu-satunya pemimpin di Afghanistan sejak invasi AS 2001, tidak berencana untuk mengubah konstitusi, yang memungkinkan ia mendapatkan kesempatan lebih dari dua kali untuk menduduki posisi kepresidenan.
“Karzai tidak memiliki niat untuk tetap berkuasa setelah masa jabatannya yang kedua,” kata Faizi pada AFP.
“Presiden telah dengan jelas, termasuk melalui pidatonya di loya jirga, bahwa ia tidak akan mengajukan diri lagi,” katanya, merujuk pada pidato dalam pertemuan tradisional para tetua Afghanistan bulan lalu.
“Dia tidak memiliki rencana untuk mengikuti pemilihan presiden lagi. Dia lebih suka memberikan kesempatan untuk orang baru.”
“Kami mengabaikan laporan media baru-baru ini yang mengutip beberapa informasi intelijen bahwa Presiden Karzai sedang memproses dirinya untuk untuk ketiga kalinya,” kata Faizi.
Karzai dilantik sebagai pemimpin sementara Afghanistan pada Desember 2001, tak lama setelah invasi pimpinan AS yang dimaksudkan untuk menggulingkan Taliban.
Pada tahun 2004, ia memenangkan pemilu pertama negara itu presiden langsung dengan 55,4 persen suara.
Karzai sebelumnya juga membantah rumor dia berencana untuk berpegang teguh pada kekuasaan ketika masa jabatannya yang kedua berakhir dalam waktu tiga tahun.
Sekitar 140.000 pasukan internasional ditempatkan di Afghanistan, namun semua pimpinan NATO pasukan tempur akan meninggalkan pada akhir 2014. (althaf/arrahmah.com)