KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang pemerintahnya saat ini hidup dari dukungan lebih dari 100.000 pasukan asing, menyatakan pada hari Jumat (8/1) bahwa ia tidak sedang menyenangkan masyarakat internasional.
Amerika Serikat dan NATO memiliki 113.000 pasukan yang tengah beraksi memerangi rakyat Afghanistan dan melawan Taliban, kelompok yang diklaim AS berusaha untuk menggulingkan Karzai dan mendestabilisasi negara miskin yang kisruh oleh perang dan korupsi. tersebut.
Dengan lebih dari 500 kematian pasukan internasional pada tahun 2009, perang menjadi lebih mematikan bagi pasukan asing dan Afghanistan, menjadikan perang Afghanistan semakin memihak pada Taliban yang pernah berkuasa 9 tahun lalu.
Para diplomat di Kabul mengatakan tanpa kehadiran militer Barat, pemerintahan Karzai akan segera runtuh seiring dengan menyebar pengaruh Taliban di seluruh penjuru negeri dan mendirikan pemerintah dan sistem peradilan bayangan.
“Saya harus memenangkan hati dan pikiran rakyat Afghanistan, saya harus sah dan memiliki kepercayaan dari rakyat Afghanistan jika saya ingin menjadi presiden yang baik,” Karzai mengatakan kepada televisi Al-Jazeera. Ia mengatakan hal tersebut bersama dengan dengan akan meningkatnya jumlah pasukan Barat tahun ini hingga 150.000 personil, dan Kabul menerima miliaran dolar bantuan tiap tahunnya.
“Legitimasi pemerintah saya harus diberikan oleh rakyat Afghanistan.”
“Pada masyarakat internasional, saya tidak harus memperoleh restu mereka. Mereka berada di sini untuk satu tujuan, yaitu melawan teror, dan kami bekerja bersama mereka untuk satu tujuan, yaitu mewujudkan stabilitas dan keamanan Afghanistan.”
Karzai memulai putaran kedua masa jabatannya pada bulan November lalu setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden bulan Agustus yang dianggap sebagai lelucon demokrasi, dimana peneliti menemukan bahwa sekitar satu juta surat suara yang mendukung Karzai adalah surat suara palsu.
Dalam wawancara, ia mengatakan Afghanistan merupakan “model demokrasi yang baik” dan mengklaim telah menjalani proses yang baik dalam bidang pendidikan dan ekonomi – terlepas dari fakta bahwa jutaan anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah, dan ekonominnya yang didasarkan terutama pada perdagangan opium ilegal.
Tapi, ia berkata, “Dalam hal keamanan, kami telah gagal.” (althaf/dawn/arrahmah.com)