KANDAHAR (Arrahmah.com) – Presiden munafik Afghanistan Hamid Karzai menuduh penjaga keamanan Afghan bekerja untuk pasukan koalisi AS dalam membunuh kepala polisi dan empat personilnya selama baku tembak di luar gedung pemerintah pada Senin (29/6).
Dalam pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata yang sangat kasar yang menampakkan bahwa hubungan yang mudah tersinggung antara pejabat Karzai dan Amerika, pemimpin munafik Afghan ini menuntut agar angkatan perang gabungan menyerahkan petugas keamanan pribadi AS yang terlibat. Namun, gubernur Kandahar baru-baru ini mengatakan 41 orang penjaga yang terlibat dalam pembunuhan tersebut sudah dilucuti senjatanya dan ditangkap oleh yang berwenang Afghan.
Militer AS mengatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam baku tembak yang mereka sebut sebagai insiden Afghan vs Afghan. Namun pernyataan Karzai menyebutkan bahwa tersangka mencari tempat perlindungan di pangkalan gabungan AS setelah pembunuhan, dan dia “menuntut agar angkatan perang gabungan mencegah insiden seperti itu, yang akan melemahkan pemerintah.”
Tuduhan presiden muncul seiring dengan disebarkannya ribuan angkatan bersenjata AS di seluruh pelosok Afganistan selatan, yang disinyalir menjadi tempat berlindung para mujahidin Taliban.
Tembakan meledak setelah petugas keamanan Afghan masuk ke kantor kejaksaan wilayah yang sangat dilindungi di Kandahar dan meminta pembebasan seorang laki-laki yang dituduh memalsukan dokumen, kata Hafizullah Khaliqyar, jaksa wilayah Kandahar.
Petugas keamanan Afghan mengancam akan menggunakan senjata, oleh sebab itu Khaliqyar menelpon kepala polisi provinsi, katanya.
“Ketika kepala polisi hendak berbicara dengan orang ini, saya melihat mereka saling beradu argumen dan baku tembak pun dimulai,” kata Khaliqyar.
Di antara yang itu yang dibunuh adalah kepala polisi provinsi Matiullah Qati dan direktur penyelidikan kriminal provinsi.
Hanya satu jam berselang, kantor Karzai mengumumkan pernyataan.
“Presiden Hamid Karzai meminta pasukan koalisi menyerahkan pengawal pribadi AS yang bertanggung jawab atas pembunuhan para pegawai kepolisian provinsi yang sangat berpengaruh bagi pemerintah Afghan.”
Juru bicara militer AS, Kepala Pegawai Nrian Naranjo, mengatakan tidak ada satupun bawahannya yang melakukan operasi sampingan, selain operasi utamanya.
“Insiden tersebut merupakan insiden Afghan terhadap Afghan dan AS tidak sama sekali terlibat,” kata Naranjo. (Althaf/ap/arrahmah.com)