KABUL (Arrahmah.com) – Presiden boneka Afghanistan, Hamid Karzai, mendesak para pemimpin masyarakat di kota Kandahar untuk mendukung rencana operasi NATO di kota tersebut dengan dalih “meningkatkan keamanan.”
Karzai, yang juga didampingi oleh dedengkot NATO Jenderal Stanley McChrystal, meminta tokoh dan penduduk provinsi itu untuk bekerja dengan pemerintah. Al Jazeera mengutip ungkapan Karzai bahwa dukungan tersebut sangat penting demi mengembalikan martabat Afghanistan.
“Kondisi rakyat Kandahar, ketakutan antara masyarakat, pembunuhan yang terjadi, tidak dapat kami ditolerir,” bual Karzai dalam pidatonya di hadapan majelis syura, pertemuan dewan tradisional pada hari Minggu (13/6).
“Jika ada yang melihat orang yang mencurigakan, siapa pun mereka, Taliban atau bukan, serta menciptakan keributan, tangkaplah mereka,” lanjutnya.
Menurut Karzai, operasi Kandahar akan dipimpin oleh pasukan Afghanistan dan tidak akan menyerupai serangan militer berat dengan menggunakan tank dan serangan udara, yang selama ini menjadi bukti bahwa tentara salibis asing dan tentara bayaran Afghanistan melakukan pembantaian terhadap warga sipil di negara itu.
“Operasi pembersihan akan dimulai di dalam kota Kandahar dan kemudian ke distrik-distrik lainnya,” katanya.
Sementara itu, McChrystal mengatakan bahwa ia senang dengan Karzai yang telah membuat seruan tegas dan jelas untuk menyatukan masyarakat dalam mendukung operasinya.
“Dia mempertanyakan pada setiap orang yang hadir di sana mengenai kesediaan mereka berkorban dan menghimpun kekuatan untuk melakukan ini. Dan mereka secara kuat mengindikasikan bahwa mereka, dan saya pikir, merasa inilah yang penting bahwa yang penting untuk mereka lakukan saat ini,” kata McChrystal.
Sebenarnya NATO sudah mulai operasinya di Kandahar, dan McChrystal berharap bahwa ‘indikasi kuat dukungan masyarakat’ ini akan dapat mempercepat selesainya operasi pada bulan-bulan yang akan datang.
Namun, pada kenyataannya lebih dari setengah juta penduduk Kandahar skeptis terhadap operasi salibis asing ini. Masyarakat selama ini dirundung ketakutan bahwa operasi “mengembalikan stabilitas dan keamanan” Afghanistan yang digagas AS ini hanya akan menimbulkan lebih banyak pertumpahan darah.
Seperti yang dikutip salah seorang reporter Al Jazeera: “Orang-orang Pashtun yang tinggal di selatan dan timur Afghanistan, terutama orang-orang di sekitar Kandahar yang selama ini dikenal sebagai penduduk yang sangat mandiri dan sangat tidak percaya pada peran asing, akan menjadi salah masalah besar yang harus dihadapi oleh NATO dan pemerintah.” (althaf/arrahmah.com)