KABUL (Arrahmah.com) – Menanggapi rencana operasi ofensif besar-besaran di wilayah selatan Afghanistan, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menuntut pasukan NATO agar menghentikan semua serangan militer di desa-desa setempat.
Berbicara pada hari Minggu (7/2) dalam Konferensi Keamanan tahunan di Munich, Karzai mengatakan kematian dan korban cedera dari warga sipil yang ditimbulkan selama operasi oleh pasukan internasional telah menimbulkan kemarahan mendalam di kalangan rakyat Afghanistan.
“Mengakhiri operasi di desa-desa merupakan hal yang paling diinginkan oleh rakyat Afghan.”
“Hal itu berarti mengakhiri serangan pada malam hari di rumah-rumah warga Afghan, hal itu berarti mengakhiri penangkapan warga Afghan dari rumah dan desa mereka,” katanya.
Komentar Karzai ini muncul pada saat angkatan perang yang dipimpin oleh AS tengah mempersiapkan diri untuk meluncurkan serangan ofensif di provinsi Helmand.
Ribuan pasukan NATO dan Afghanistan telah dikumpulkan untuk melakukan operasi yang diperkirakan akan dimulai segera dan bertujuan untuk menduduki kota Marjah.
Jendral Stanley McChrystal, komandan pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, mengatakan bahwa operasi itu dimaksudkan untuk membersihkan mujahidin dari kubu selatan.
“Apa yang kami lakukan adalah mengirim sinyal yang kuat kepada rakyat Afghanistan, bahwa pemerintah Afghanistan sedang memperluas kendali keamanan,” katanya.
“Dan begitu pun bagi seseorang yang tinggal di Marjah misalnya yang saat ini hidup di bawah kontrol Taliban, pastinya mereka tidak memiliki banyak pilihan, sehingga kami mencoba untuk menciptakan situasi di mana kami dapat mengkomunikasikan kepada mereka bahwa ketika pemerintah merebut kembali kendali keamanan maka mereka akan punya banyak pilihan.”
Menurut McChrystal, serangan itu akan menjadi serangan terbesar terhadap mujahidin Afghanistan sejak perang dimulai pada 2001 dan dicetuskan dua bulan setelah presiden AS Barack Obama mengirimkan pasukan Amerika tambahan sebanyak 30.000 orang ke Afghanistan. (althaf/alj/arrahmah.com)