KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, untuk pertama kalinya menyatakan kecamannya di hadapan media pada Rabu (30/3/2011) terhadap unit militer AS yang membunuh warga sipil Afghan hanya untuk mencari hiburan.
Dalam reaksi publik pertamanya mengenai skandal tersebut, Hamid Karzai menyatakan bahwa ia ingin meyakinkan bahwa seluruh warga negara Amerika mengetahui bahwa pasukannya sudah melekukan tindakan terhina dengan membunuh warga Afghanistan yang tidak bersalah dan memutilasi jenazah korban serta mengambil organ tubuhnya untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan.
Karzai menambahkan bahwa ia terganggu dengan sejumlah pemberitaan yang diangkat oleh media AS bahwa tentara Amerika dengan bebas membunuh anak-anak serta warga Afghan lanjut usia yang tidak sama sekali menampakkan ancaman terhadap mereka.
“Mereka membunuh pemuda kami untuk bersenang-senang, mereka membunuh para orang tua, mereka bahkan berencana untuk membunuh anak-anak,” ungkap Karzai dalam pidatonya di hadapan sejumlah pengajar di Kabul.
“Saya ingin seluruh warga negara Amerika mendengar suara saya dan mengetahui bahwa warga Afghan, yang tua dan yang muda, ada di bawah penjajahan atas nama mereka.”
Majalah Rolling Stone pekan ini mempublikasikan sejumlah gambar dan kisah yang cukup rinci mengenai kasus tersebut. Kisah ini, salah satunya, terkait dengan seorang remaja yang sedang bekerja di sebuah lahan perkebunan yang menjadi korban pertama pembunuhan pada Januari tahun lalu di provinsi Kandahar.
Dua tentara, salah satunya divonis penjara selama 24 tahun, melemparkan sebuah granat pada remaja tersebut sebelum menembakinya.
“Saya membaca sembilan halaman majalah tersebut tadi malam,” tambah Karzai.
“Semoga Tuhan menghukum mereka.”
Militer AS telah secara resmi meminta maaf atas insiden yang sempat juga menguak luka lama penyiksaan terhadap para tahanan di Abu Ghraib di Irak.
Sementara itu, Pentagon sempat mengeluarkan pernyataan bahwa mereka saat ini sedang berusaha untuk memperbaiki standar dan nilai dalam tubuh militer Amerika Serikat. (althaf/arrahmah.com)