KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Munafik Hamid Karzai, mengatakan pada Kamis (3/12) bahwa dirinya sangat berharap dapat melakukan pembicaraan dengan pimpinan Taliban untuk membawa “perdamaian” di negeri Muslim Afghanistan, dengan harapan AS dan negara sekutunya mendukung penuh keinginannya tersebut.
Karzai telah berulangkali menawarkan pembicaraan damai dengan pimpinan Taliban (Imarah Islam Afghanistan-red), Mullah Umar, namun administrasi Bush sangat menentangnya. Kini, pengganti Bush, Barack Obama, mengatakan bahwa AS harus “membuka pintu” untuk hal tersebut.
Karzai mengatakan hal tersebut di Istana Kepresidenan. Ini adalah kali pertama dirinya angkat bicara setelah Obama membeberkan strategi terbaru untuk Afghanistan termasuk pengiriman pasukan tambahan sebanyak 30.000 untuk memerangi mujahidin Taliban yang kian tumbuh dengan subur. Obama mengatakan, jika semuanya berjalan dengan lancar, maka AS akan menarik mundur pasukannya pada Juli 2011 mendatang.
Karzai berkomentar bahwa dirinya mendukung strategi AS yang berencana meninggalkan Afghanistan pada Juli 2011 mendatang, karena hal tersebut akan mendorong pemerintahannya dan rakyatnya untuk mengontrol sendiri negeri mereka. Dan ia menambahkan itu adalah waktu yang ditawarkan untuk Taliban agar segera menghentikan “kekerasan”.
“Kami harus berbicara dengan Taliban untuk kebutuhan Afghan. Perang melawan ‘terorisme’ dan ‘ekstrimisme’ tidak akan dapat dimenangkan sepihak,” ujar Karzai. “Secara personal, saya sangat ingin berbicara dengan Mullah Umar secepatnya. Apapun akan saya lakukan untuk membawa ‘perdamaian’ untuk Afghanistan, Saya sebagai Presiden Afghanistan, akan melakukannya,” lanjut Karzai.
Namun sekali lagi, Karzai berharap keinginannya dapat didukung penuh oleh AS dan negara sekutunya.
Sebelumnya, Karzai pernah menawarkan pembicaraan damai dengan Mullah Umar pada November 2008 silam. Ia berjanji akan memberikan pengamanan penuh untuk pemimpin Taliban tersebut jika dirinya menyambut tawaran Karzai untuk bernegosiasi. Namun Amir Imarah Islam Afghanistan tersebut secara tegas menolak tawaran itu, mujahidin tidak akan pernah bernegosiasi selama tentara asing masih berada di Afghanistan.
“Menurutku tawaran rekonsiliasi oleh pemerintah Afghan, tidak akan berhasil,” ujar salah seorang pejabat AS di Washington yang tidak ingin disebutkan identitasnya. “Kami, sejauh ini tidak pernah melihat adanya indikasi bahwa Mullah Umar bersedia mendukung proses demokrasi,” lanjutnya.
Tawaran negosiasi ini dilakukan oleh Karzai karena melihat gerak mujahidin Imarah Islam Afghanistan (Taliban-red) semakin membuat militer AS dan sekutunya yang berada di Afghanistan kewalahan. (haninmazaya/AP/arrahmah.com)