MARIUPOL (Arrahmah.id) — Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan pasukan Rusia akan merebut benteng utama perlawanan terakhir di kota Mariupol yang terkepung pada hari ini.
“Sebelum makan siang, atau setelah makan siang, Azovstal akan sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Federasi Rusia,” kata Ramzan Kadyrov, kepala republik Chechnya, seperti dilansir CNA (21/4/2022).
Akan tetapi, kelompok bersenjata ultra nasionalis Batalyon Azov menolak menyerah ke pasukan Rusia dan pasukan Chechnya.
Mereka siap meninggalkan kubu pertahanannya di komplek industri Azovstal Mariupol atas dukungan pihak ketiga yang tak disebut namanya.
Pernyataan disampaikan Svyatoslav Palamar, Wakil Komandan Resimen Neo-Nazi Azov di Mariupol, Rabu (20/4) malam waktu setempat.
Dikutip dari Russia Today, para petempur ultra nasionalis itu ingin menyimpan senjata pribadi mereka, serta mengevakuasi rekan-rekan mereka yang terluka.
Sebelumnya pada hari itu, pidato serupa dirilis Sergey Volyna, Komandan Brigade Marinir ke-36 Ukraina, yang juga bersembunyi di pabrik tersebut.
Ada sekitar 500 petempur yang terluka di fasilitas itu, serta “ratusan” warga sipil lainnya.
“Ini adalah seruan kami kepada dunia, ini mungkin merupakan seruan terakhir kami. Kita mungkin hanya punya waktu beberapa hari atau jam lagi,” katanya.
“Kami meminta untuk menerapkan prosedur ekstradisi kepada kami dan membawa kami ke wilayah negara ketiga,” pintanya.
Pasukan Rusia mengecam permintaan pasukan Ukraina yang dikepung, yang ditujukan kepada negara-negara asing.
“Alamat Anda salah arah. Rusia telah melakukan segalanya untuk menyelamatkan hidup Anda. Anda seharusnya memohon secara langsung kepada pemimpin Ukraina, yang telah lama meninggalkan Anda,” lanjut pernyataan itu.
Rusia pada Selasa sebenarnya telah menawarkan kesempatan lain untuk menyerah bagi pasukan Ukraina yang tersisa yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan Mariupol di Laut Hitam.
Semua yang hadir di Azovstal harus keluar dari fasilitas antara pukul 14.00 dan 16.00 waktu Moskow tanpa membawa senjata atau amunisi apa pun.
“Mengingat situasi bencana di pabrik metalurgi Azovstal… Angkatan Bersenjata Rusia sekali lagi menawarkan kepada para militan dari batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing untuk menghentikan permusuhan dan meletakkan senjata mereka mulai pukul 12 malam waktu Moskow pada 19 April 2022,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
“Semua yang meletakkan senjata mereka dijamin kelangsungan hidupnya,” tambah kementerian itu.
Kata-kata dari pernyataan itu berulang -hampir kata demi kata- tawaran serupa yang dibuat kepada pasukan Ukraina pada Minggu, yang akhirnya ditolak.
Pemerintah Kiev secara tegas melarang pasukan mereka untuk menyerah kepada Rusia. (hanoum/arrahmah.id)