PARIS (Arrahmah.com) – Majalah satir Perancis Charlie Hebdo menghadapi kecaman internasional baru-baru ini setelah kartun dalam edisi terbarunya menghubungkan balita Suriah Aylan Kurdi yang tenggelam dengan mereka yang melakukan serangan seks di Cologne pada malam tahun baru.
Sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency, Rabu (13/1/2016), kartun itu berisi gambar tubuh balita Aylan Kurdi yang tenggelam di salah satu sudut; sedangnya di bawahnya gambar dua pria mengejar beberapa wanita.
Keterangan dari gambar itu bertuliskan: “Akan menjadi apakah Aylan kecil setelah besar? [menjadi] seorang gelandangan di Jerman.”
Karikatur kontroversial itu telah memicu reaksi keras di media sosial.
Direktur majalah tersebut, Laurent Sourisseau, yang dijuluki Riss, adalah penulis kartun itu.
Pada 7 Januari tahun lalu, dua bersaudara – Said dan Cherif Kouachi – menyerang kantor Charlie Hebdo, dan membunuh 12 orang.
Di antara orang yang tewas itu adalah editor majalah Stephane Charbonnier, AKA ‘Charb’, sejumlah kartunis dan wartawan terkemuka, karyawan pemeliharaan gedung dan dua petugas polisi.
Gambar tubuh Aylan Kurdi – balita Suriah yang terdampar di pantai Turki September lalu – menuai kecaman internasional tentang krisis pengungsi di Eropa.
(ameera/arrahmah.com)