Sebuah mingguan Amerika menyebut Karl Rove, penasehat Bush, Presiden AS, yang kemairn malam (Senin) mengundurkan diri dari jabatannya, sebagai penanggung jawab asli terjadinya perang Iraq.
Mingguan AS “Nation” Selasa kemarin, dalam sebuah tajuk rencananya menyinggung pengunduran diri Karl Rove, yang dikenal sebagai otak pemerintahan Bush, mengatakan, Karl Rove adalah penanggung jawab utama perang Iraq, dan dialah yang harus mendapat hukuman.
Mingguan AS ini menyebut Rov sebagai orang yang licik, dan mengatakan, perang Iraq, badai Katerina, skandal Jaksa Agung AS, ketidakpedulian terhadap memanasnya suhu bumi, veto terhadap program stemcell, pengurangan pajak untuk kalangan kaya dan politisasi perang anti terorisme, adlah sebagian dari contoh politik licik Rove.
Karl Rove adalah penasehat senior politik Presiden George W Bush. Karl Rove, juga sering disebut guru politik dan berhubungan dengan banyak keputusan bermasalah dalam masa kepresidenan Bush.
Minggu lalu, sebagaimana banyak dikutip koran-koran AS, Karl Rove diberitakan akan mengundurkan diri Agustus ini. Gedung Putih mengatakan sebagai kehilangan besar.
“Selalu ada sesuatu, yang dapat menahanmu, untuk tetap berada di Gedung Putih, seperti yang saya rasakan, tapi saya harus melakukan ini demi keluarga saya,” kata Rove.
Tidak ada alasan lain dari undur diri itu, tapi Gedung Putih saat ini berada dalam tekanan kuat dari Partai Republik, yang melihat kemungkinan kalah dalam pemilihan umum mendatang jika tidak ada strategi baru akibat perang Iraq.
Rove adalah politikus cerdas dari Texas, yang bersama Bush sejak ia berkampanye untuk pemilihan Gubernur Texas tahun 1990.
Rove mendapatkan banyak serangan sejak tahun 2003, ketika pensiunan diplomat Amerika Serikat Josesph Wilson mengatakan Rove telah secara gelap membocorkan jatidiri istri Wilson, Valerie Plame, yang merupakan agen badan intelijen negara adidaya itu, CIA.
Wilson menyatakan pembocoran itu merupakan salah satu tindakan balas dendam, karena Wilson mempertanyakan kebijakan pemerintahan Bush dalam perang Iraq.
Rove memainkan peran kunci untuk meyakinkan kongres guna menyerbu Iraq. Ia menjadi ketua “Kelompok Iraq” di Gedung Putih, yang merupakan badan khusus, yang dibentuk delapan bulan sebelum serbuan Iraq dilakukan.
“Iraq akan menjadi tempat lebih baik setelah serangan itu,” kata Rove dalam sebuah wawancara.
Sumber: Hidayatullah