JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengatakan karikatur The Jakarta Post yang menghina dan melecehkan Islam lahir dari cara berpikir Islamofobia.
“Karikatur The Jakarta Post, apa pun alasannya, sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat apalagi dari sudut kebenaran keyakinan keagamaan,” kata Slamet kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Slamet mengatakan Islamofobia adalah sikap dasar yang berawal dari kebencian dan kecurigaan terhadap umat Islam.
Menurut Slamet, munculnya karikatur ini menegaskan sikap terselubung yang selama ini dirasakan pembaca tentang kebijaksanaan redaksional surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Jakarta itu.
“Saya melihat jelas karikatur itu adalah bentuk penistaan dan penodaan atas suatu agama yang memiliki penganut terbesar di negeri ini,” tuturnya.
Publik Indonesia dikejutkan oleh pemuatan karikatur dalam The Jakarta Post edisi 3 Juli yang menyinggung umat Islam.
Dalam karikatur tersebut ada beberapa unsur yang dinilai menghina dan menyinggung agama Islam, karena simbol dan tulisan-tulisan dalam karikatur itu adalah tulisan yang memiliki makna penting dalam akidah Islam.
Di dalam karikatur itu terdapat kalimat “Laa ilaaha illallaah” di atas gambar tengkorak, padahal kalimat itu mengandung kesaksian sekaligus penyerahan diri kepada kekuasaan Allah SWT.
Selain itu, juga terdapat lafaz Allah dan Rasulullah di dalam lingkaran tengkorak. Lafaz Allah dan Rasulullah adalah unsur akidah Islam paling fundamental.
Sebelumnya telah diberitakan, Koran The Jakarta Post, sebuah media yang terang-terangan pendukung Jokowi-JK, telah melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap kalimat tauhid Laa ilaha illa Allah yang terdapat pada bendera royah suud/royah tauhid/ liwa tauhid dengan sebuah karikatur.
Karikatur dalam koran terbitan 3 Juli 2014 itu memperlihatkan seorang bersorban dan menyandang senjata tengah menaikkan bendera bertuliskan lafadz kalimat tauhid “Laa Ilaaha illa Allah Muhammadar Rasulullah,” lalu tepat di bawah kalimat laa ilaaha illallah nampak gambar tengkorak kematian(skull), tepat di tengah-tengah tengkorak, tertera lafadz bertuliskan Allah, Rosul, Muhammad
Sementara dalam gambar di belakang sang pengibar bendera terdapat adegan menampilkan lima orang dalam posisi berlutut di tanah dengan tangan terikat dibelakang serta mata yang ditutup. Dan dibelakang ke lima orang itu berdiri seorang pria berjenggot serta bersorban mengacungkan senjata laras panjang ke arah kepala mereka, seolah-olah siap melakukan eksekusi mati. Di dekat proses eksekusi berlangsung, terlihat mobil merek Toyota dengan senjata anti serangan udara mengangkut tiga orang yang membawa senjata jenis Stinger. (azm/arrahmah.com)