GROZNY (Arrahmah.id) — Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov meminta Presiden Turki Recap Tayyip Erdogan untuk tidak membantu evakuasi pejuang Ukraina yang terjebak di pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina, lapor Al Arabiya (15/5/2022).
“Dengan segala hormat kepada pemimpin negara Muslim, saya ingin mengingatkan bahwa rezim Azov adalah kelompok kriminal fasis-Nazi bersenjata yang terlibat dalam sejumlah pembunuhan dan kekejaman terhadap warga sipil di Donbass,” tulis Kadyrov di Telegram seperti dilansir dari kantor berita Rusia, TASS.
Batalion Azov merupakan milisi sayap kanan yang saat ini menjadi bagian dari Garda Nasional Ukraina.
Kadyrov bahkan menyebut secara gamblang bahwa orang-orang Azov tidak beragama (atheis) dan merupakan pembunuh yang sedang pura-pura tidak bersalah dan menjadi korban agresi Rusia.
“Jangan sampai Anda tertipu oleh kriminal yang ingin menghindari pengadilan dan hukuman dengan membantu mereka,” kata Kadyrov.
Juru Bicara (jubir) Erdogan, Ibrahim Kalin, sebelumnya menyampaikan bahwa pemerintah Turki menawarkan bantuan evakuasi para pejuang Ukraina yang terjebak di pabrik baja Azovstal melalui jalur laut kepada pemerintah Ukraina.
Dalam wawancaranya pada Sabtu (14/5) Kalin juga menyampaikan, pihaknya telah mendiskusikan tawaran tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, meski pemerintah Rusia belum menyetujui hal itu.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendeklarasikan kemenangan di Mariupol. Ia memerintahkan militer Rusia untuk tidak menyerbu, melainkan memblokade Azovstal sekitar sebulan yang lalu.
Sebaliknya, pejuang Ukraina di Azov menegaskan bahwa wilayah mereka tidak dalam kendali Rusia. Mereka melaporkan bahwa pertempuran belum selesai dan pasukan Rusia masih terus berusaha menyerbu pabrik baja Azovstal. Mereka juga mengatakan bahwa para pejuang Ukraina yang terluka di sana sedang sekarat.(hanoum/arrahmah.id)