JAKARTA (Arrahmah.com) – Gencarnya aksi polisi yang diduga melakukan razia ilegal kendaraan bermotor menuai protes. Kapolri Jenderal Timur Pradopo diminta turun tangan mengawasi jajarannya agar tidak melakukan pungutan liar.
“Indonesia Police Watch mendesak Kapolri segera menertibkan aksi polisi yang suka menjebak masyarakat di Jakarta. Aksi polisi penjebak akhir-akhir ini kian mengganas di berbagai jalanan Jakarta. Ironisnya terjadi di tengah-tengah Polda Metro Jaya melakukan Operasi Simpati,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane dalam siaran pers, Sabtu (9/4/2011).
Neta menjelaskan, praktek pungli kerap dilakukan oknum polisi di lokasi yang rawan macet. Bukannya mengurai kemacetan, aksi ‘tukang jebak’ ini malah memperparah kondisi jalur.
“Di tikungan, pertigaan lampu merah, di atas flyover, di tengah underpass, di pojok-pojok jalur busway hingga kerap menimbulkan kemacetan,” imbuhnya.
Seharusnya, lanjut Neta, polisi-polisi itu tidak menjebak tapi bertugas di simpul-simpul kemacetan dan mengurai kemacetan. Sedikitnya ada 25 titik jebakan yang sangat rawan pungli. Aksi ini sangat merusak citra Polri di saat Polri telah mendapat dana remunerasi. Makin maraknya aksi polisi penjebak ini karena lemahnya fungsi pengawasan dari Kapolda Metro maupun Direktur Lalulintas Metro Jaya.
“Maraknya aksi ini akan sangat merusak citra Polri, mengingat aksi ini terjadi di ibukota negara. Untuk itu IPW mendesak Kapolri menurunkan tim khusus untuk menertibkan aksi yang meresahkan masyarakat ini serta segera mengevaluasi jabatan dan bila perlu mencopot Direktur Lalu lintas Polda Metro Jaya yang tidak mampu mengawasi bawahannya,” tandasnya. (dtk/arrahmah.com)