CIREBON (Arrahmah.com) – Kapolresta Cirebon, AKBP Herukoco yang mengalami luka paling parah dalam aksi peledakan di Mapolres Cirebon diam-diam dipindahkan ke Jakarta, pagi ini, Minggu (17/4/2011). Belasan wartawan media cetak dan televise terkecoh dan tidak berhasil meliput sedikitpun pemindahan AKBP Herukoco. Parahkah luka yang dialami mantan Kasat Lantas Polrwiltabes Bandung tersebut?
Dipindahkan ke Jakarta dengan helikopter
Secara diam-diam, tanpa diketahui wartawan, AKBP Herukoco, korban luka paling parah dalam aksi peledakan di Mapolres Cirebon dipindahkan ke Jakarta. Setelah menjalani perawatan di ruang ICU RS Pertamina, Kota Cirebon, Mantan Kasatlantas Polwitabes Bandung tersebut dikabarkan diterbangkan ke Jakarta menggunakan helikopter, Minggu (17/4/2011) sekitar pukul 07.00 WIB.
Belum diketahui Herukoco akan dirawat di rumah sakit mana. Rencananya, helikopter yang akan membawanya berangkat dari Bandara Cakrabuana Penggung Cirebon. makin memburuknya kondisi Herukoco diduga menjadi alasan utama pemindahan perawatannya dari RS Pertamina Cirebon ke RS di Jakarta tersebut. Alasan lain juga karena diharapkan pemindahan tersebut bisa cepat memulihkan kondisi kesehatannya.
Jika melihat foto kondisi punggung AKBP Herukoco yang tersebar di internet memang cukup mengenaskan. Herukoco mengalami 30 luka akibat pecahan kaca, mur, dan seng yang menancap di punggungnya. Derita ini diakibatkan AKBP Herukoco berdiri tepat di depan pelaku. Untuk mengangkat semua material bom tersebut, Herukoco harus menjalani operasi kecil.
Wartawan terkecoh, tidak sempat abadikan keluarnya Herukoco
Sebelumnya, belasan wartawan media cetak dan televisi sudah menunggu sejak pukul 06.00 WIB di RS Pertamina, Kota Cirebon. Namun, mereka semua harus gigit jari karena tidak berhasil menemui Herukoco saat keluar dari rumah sakit, bahkan polisi yang berada di lokasi tidak bergeming kala wartawan menanyakan informasi tentang rencana pemindahan dirinya ke Jakarta.
Sekenario juga telah disusun. Satu unit ambulans RS Pertamnia terparkir di depan UGD dengan kondisi mesin dinyalakan dan pintu belakang terbuka seolah menanti Herukoco, begitu juga dengan sejumlah perwira Polres Cirebon seolah menjaga ambulans.
“Ini kok menghindar (Kapolres) kan bukan pelaku. Misalnya enggak boleh ngambil gambar dari dekat, mestinya bilang,” ujar salah seorang wartawan televisi.
Teryata, Herukoco lewat pintu lain dan menggunakan ambulans lainnya milik RS Pertamina. Walhasil, tidak ada satupun wartawan yang merekam moment Herukoco keluar dari rumah sakit. Entah apa yang melatarbelakangi siasat pengecohan para wartawan tersebut. Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/pelbagai sumber/arrahmah.com)