Oleh D Budiarti Saputri
Tenaga Kesehatan
Kerusakan generasi saat ini sudah berada pada tingkat yang sangat parah. Bukan hal baru lagi jika generasi saat ini banyak yang terperosok pada pergaulan bebas, narkoba bahkan kriminal. Kasus terbaru adalah kasus pemerkosaan yang terjadi pada siswi SMP di lampung.
Kejadian naas ini menimpa N, seorang pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara yang diperkosa 10 pria. Penemuan korban di sebuah gubug dalam kondisi mengenaskan di wilayah Lampung Utara pada Sabtu (17/2/2024). Polisi telah mengamankan enam pelaku yakni AD, DA dan R yang masih di bawah umur. Selain 3 pelaku tersebut ada pula tiga pria dewasa yakni AL alias IR, A dan MI yang ikut diamankan. Sementara empat pelaku lainnya masih buron. Dikutip dari kompas.com (15/3/2024).
Maraknya remaja dan anak di bawah umur yang terjerat kasus kriminal mencerminkan rusaknya generasi. Di sisi lain, hal ini juga menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan saat ini gagal mencetak generasi yang berkualitas. Lingkungan yang rusak juga ikut berperan terhadap rusaknya generasi, maraknya konten seksual serta kekerasan semakin memperburuk kondisi generasi saat ini.
Semua ini terjadi karena penerapan sistem kapitalis. Sistem yang berasaskan pada kebebasan dan memisahkan agama dari kehidupan ini menyebabkan hilangnya peran negara dalam melindungi dan membentuk generasi yang berkualitas. Sistem kapitalis menyebabkan kurikulum pendidikan hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang berorientasi pada materi semata, bukan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mengembangkan potensi serta membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, dan berilmu.
Keterbukaan informasi pada saat ini, menyebabkan generasi makin bebas mengakses apa saja yang ada di dunia digital seperti mudahnya mengakses tontonan berbalut maksiat atau kekerasan. Budaya serta pemikiran asing yang kerap menjadi tren dan kiblat kehidupan remaja memperburuk kondisi generasi saat ini sehingga menjadi mereka menjadi pembebek tanpa bisa menyaring benar dan salah sesuai pandangan Islam. Hal ini diperburuk pula dengan pembiaran dari lingkungan yang sudah sama-sama rusak.
Ketiadaan peran negara menyebabkan tidak adanya perisai terakhir yang bisa menyelamatkan generasi dari keterpurukan. Negara seakan abai dengan kerusakan pada generasi, selama generasi ini masih bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan, negara tidak akan peduli dengan moral dan kepribadian generasi yang rusak dan merusak. Begitulah sistem kapitalis dalam menjalankan negara. Mungkin sistem ini berhasil menghasilkan generasi cerdas dalam bidang sains dan teknologi, tetapi sistem ini gagal dalam membentuk peradaban manusia yang beradab.
Hal ini jelas berbeda dengan Islam. Sistem Islam terbukti sukses membentuk manusia unggul dari aspek fikrah (pola pikir) dan nafsiah (pola sikap). Negara akan melahirkan sosok ilmuwan cerdas, dan memiliki kepribadian yang baik. Kecerdasan tersebut digunakan untuk kemaslahatan umat. Mereka gunakan ilmunya untuk menciptakan berbagai hal yang bermanfaat bagi rakyat dan negara.
Islam menggunakan beberapa metode dalam pendidikan, diantaranya:
1. Negara menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam.
2. Negara memberikan akses pendidikan untuk seluruh rakyat secara gratis. Dalam Islam, pendidikan adalah kebutuhan primer yang wajib difasilitasi oleh negata tanpa memungut biaya dari rakyat.
3. Lingkungan dan masyarakat yang kondusif. Negara tidak akan membiarkan segala bentuk pemikiran dan tsaqafah asing yang merusak berkembang di masyarakat. Suasana yang dibangun adalah masyarakat sebagai kontrol sosial sesungguhnya.
4. Adanya sanksi tegas bagi pelaku kejahatan. Sistem sanksi ini sebagai upaya kuratif dan preventif.
Begitulah Islam mengatur dan mendidik generasi. Mewujudkan generasi unggul membutuhkan sistem yang mendukung. Tanpa sistem ini, segala upaya yang dilakukan akan menghambat lahirnya generasi berkualitas. Oleh karenanya, menyelamatkan dan melindungi generasi dari kerusakan hanya bisa dilakukan dengan penerapan sistem Islam secara kafah. Maka sudah seharusnya kita kembali kepada sistem yang hakiki, sistem yang berasal dari Sang Pencipta yaitu sistem Islam.
Wallahua’lam bisshawab