BALI (Arrahmah.com) – Kapal selam KRI Nanggala 402 hilang pada Rabu (21/4/2021) di perairan utara pulau Bali. Kapal selam ini mengangkut 53 awak, yang terdiri dari 49 anak buah kapal, satu komandan dan tiga orang pakar persenjataan.
Berdasarkan keterangan dari Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad, KRI Nanggala mulai melakukan penyelaman pada pukul 03.46 waktu setempat. Kemudian, pada pukul 04.00 terjadi penggenangan peluncur torpedo KRI Nanggala.
“Penenggelaman peluncur torpedo nomor 8 yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25,” kata Riad saat menggelar konferensi pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Kamis (22/4).
Mayjen Riad menuturkan sebanyak lima kapal perang dan satu helikopter TNI AL telah dikerahkan untuk melaksanakan operasi pencarian di sekitar lokasi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala.
Kelima kapal tersebut meliputi KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, KRI Pulau Rimau 724 dan Helly Panther.
KRI Rigel 933 yang merupakan kapal survei hydro oseanografi juga sedang menuju lokasi. Kapal ini diperkirakan tiba di lokasi pada Jumat (23/04) pukul 11.00 WITA.
KRI Rigel 993 memiliki kemampuan deteksi bawah air. Kapal ini juga yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu, seperti saat kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) dengan menggunakan kapal Basarnas.
Selain bantuan dari dalam negeri, TNI juga telah menerima bantuan dari Singapura dan Malaysia.
Singapura akan mengutus kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Kapal Swift Rescue ini diperkirakan tiba di lokasi pada Sabtu (24/04). Adapun Malaysia akan mengirimkan Kapal Rescue Mega Bakti yang diperkirakan tiba Senin (26/04).
Kapal selam KRI Nanggala 402 adalah satu dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia. (rafa/arrahmah.com)