TUNIS (Arrahmah.com) – Setidaknya 41 orang tewas setelah insiden tenggelamnya kapal di lepas pantai Tunisia, Jumat (16/4/2021).
Awalnya kapal berniat menyeberangi laut Mediterania yang memisahkan Timur Tengah dan Eropa.
Rute kapal tenggelam tersebut bermula dari pantai Sidi Mansour di Tunisia hingga direncanakan berlabuh di Pulau Lampedusa di Italia.
Dilansir Al Jazeera (17/4), Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan dalam pernyataan bersama pada hari Jumat bahwa mereka sangat sedih dengan laporan dari sebuah kapal karam di lepas di tenggara Tunisia.
“Mayat 41 orang, termasuk setidaknya satu anak, sejauh ini telah ditemukan,” katanya dalam konferensi pers.
Sementara itu, disebutkan bahwa tiga orang yang selamat telah diselamatkan oleh Penjaga Pantai Nasional Tunisia.
“Upaya pencarian masih dilakukan pada hari Jumat. Berdasarkan informasi awal, semua yang tewas berasal dari Afrika sub-Sahara,” tulisan dalam rilisan tersebut.
Mouard Mechri, direktur layanan perlindungan sipil Tunisia, mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Jumat (16/4), “Kapal itu tenggelam dalam perjalanan yang dimulai Kamis malam dari Sfax.”
Kota pelabuhan Tunisia telah menjadi titik keberangkatan utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah.
Pelarian tersebut bertujuan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Umumnya migrasi yang mereka lakukan dengan beragam jenis kapal.
Banyak di antaranya menggunakan perahu karet tipis hingga perahu nelayan reyot.
Semua jenis moda transportasi yang digunakan akan penuh sesak dengan para migran yang berharap mencapai pantai Eropa untuk mencari suaka.
Pada tahun ini, keberangkatan melalui jalur laut dari Tunisia ke Eropa telah lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, menurut UNHCR dan IOM.
“Solidaritas di seluruh wilayah dan dukungan kepada otoritas nasional dalam upaya mereka untuk mencegah hilangnya nyawa dan menuntut penyelundup dan pedagang manusia harus menjadi prioritas,” pernyataan bersama UNHCR dan IOM.
Pasalnya sejak tahun 2014 hingga kini, lebih dari 20.000 migran dan pengungsi tewas di laut saat mencoba mencapai Eropa.
Sementara itu, menurut IOM setidaknya 406 migran telah meninggal di Mediterania tahun ini.
Sejak awal tahun ini, lebih dari 8.500 migran dan pengungsi telah tiba di Italia.
Kebanyakan dari mereka adalah warga Tunisia, menurut data dari menteri dalam negeri Italia. (hanoum/arrahmah.com)