LAUT MERAH (Arrahmah.id) — Sebuah kapal perang penghancur milik Iran dilaporkan memasuki Selat Bab Al Mandab yang menjadi pintu Selatan Laut Merah. Ini terjadi setelah kawasan itu memanas pasca milisi Syiah Houthi melancarkan serangan ke beberapa kapal dagang yang diduga memiliki kaitan dengan Israel.
Mengutip laporan Mehr News Agency, kapal perang yang masuk ke perairan itu bernama Alborz. Kapal itu merupakan bagian dari Grup 94 yang dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh.
Media Iran lainnya, Tasnim, lebih lanjut mencatat bahwa kapal militer Iran telah menjalankan misi regulernya untuk menjaga keamanan maritim. Tercatat, armada laut Iran telah memerangi bajak laut di laut lepas dan melaksanakan tugas lainnya sejak tahun 2009.
“Alborz bergabung dengan armada angkatan laut di Bandar Abbas (Iran selatan) pada tahun 1972 dan menjalani berbagai proses pengembangan dan modernisasi. Pada tahun 2015, kapal ini memasuki Selat Bab Al Mandab, dan pada tahun 2019, kapal ini ikut serta dalam latihan angkatan laut trilateral yang melibatkan Rusia, China, dan Iran,” tulis media Lebanon, Al Mayadeen (2/1/2024).
Sebelumnya, Houthi mengatakan bahwa serangan mereka ke beberapa kapal dagang yang diduga terkait dengan Israel merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran Tel Aviv melawan Hamas di Gaza. Sejauh ini, mereka telah berulang kali menembakkan drone dan rudal ke kapal-kapal yang lewat di jalur laut yang dilewati 12% perdagangan global itu. Beberapa bahkan dibajak.
Pada Ahad 31/12/ milisi syiah Houthi yang berusaha menaiki kapal sebuah kargo. Tembakan itu menyebabkan 10 anggota milisi Houthi tewas atau hilang.
Sementara itu, Inggris menyatakan kesiapannya dalam ketegangan yang terjadi di wilayah Laut Merah dengan Houthi. Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan London bersedia mengambil tindakan langsung terhadap kelompok itu.
“Kami bersedia mengambil tindakan langsung, dan kami tidak akan ragu mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah ancaman terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah,” tulisnya di surat kabar Daily Telegraph dikutip AFP.
“Kelompok Houthi tidak boleh salah paham. Kami berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban aktor jahat atas penyitaan dan serangan yang melanggar hukum.”
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan pada hari Minggu bahwa dia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian tentang ketegangan di Laut Merah. Ini dikarenakan peran Teheran yang menyokong kelompok itu.
“Saya menjelaskan bahwa Iran ikut bertanggung jawab mencegah serangan-serangan ini,” katanya di media sosial. (hanoum/arrahmah.id)