LIBYA (Arrahmah.com) – Lebih dari 100 pengungsi yang menuju Eropa diduga tewas dalam kapal karam di lepas pantai Libya, kata kelompok penyelamat independen.
SOS Mediterranee, yang mengoperasikan kapal penyelamat Ocean Viking, mengatakan Kamis (22/4/2021) malam bahwa mereka menemukan bangkai perahu karet yang membawa sekitar 130 orang di Laut Mediterania sebelah timur Tripoli.
Kapal bantuan tidak menemukan satu pun yang selamat. Mereka hanya melihat setidaknya sepuluh mayat di dekat bangkai kapal.
“Kami sangat sedih. Kami memikirkan nyawa yang telah hilang dan keluarga yang mungkin tidak pernah memiliki kepastian tentang apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai,” kata tim penyelamat, dikutip dari France24 (23/4).
Sejak Libya dilanda perang dan penggulingan Moammar Qadafi tahun 2011, banyak warga Libya
mengungsi ke Eropa dengan menggunakan perahu karet dengan peralatan yang minim.
Organisasi kemanusiaan Eropa menambahkan bahwa lebih dari 350 orang telah tenggelam di laut sepanjang tahun ini, belum termasuk korban dari bangkai kapal terbaru ini.
Alarm Phone, hotline krisis untuk migran yang mengalami masalah di Mediterania, mengatakan dalam pernyataan lain bahwa kapal tersebut sebelumnya telah melakukan kontak.
Mereka menyatakan dalam masalah selama hampir sepuluh jam sebelum akhirnya terbalik.
Alarm Phone menambahkan bahwa pihaknya telah memberi tahu otoritas Eropa dan Libya tentang posisi GPS kapal tetapi hanya kelompok penyelamat non-negara yang secara aktif mencarinya.
“Orang-orang bisa diselamatkan tetapi semua pihak berwenang secara sadar membiarkan mereka mati di laut,” kata mereka dalam pernyataan itu, menggambarkan insiden itu sebagai “bencana laut”.
Alarm Phone menuduh pihak berwenang Eropa menolak untuk mengoordinasikan operasi pencarian dan malah memberikan tanggung jawab penuh pada penjaga pantai Libya, yang juga menolak untuk melakukan operasi penyelamatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Eropa telah bermitra dengan penjaga pantai Libya dan kelompok lokal lainnya untuk membendung penyeberangan laut yang berbahaya tersebut. (hanoum/arrahmah.com)