ALEXANDRIA (Arrahmah.id) – Kapal kargo MV Kathrin berbendera Jerman yang membawa bahan peledak untuk ‘Israel’ diberi izin untuk berlabuh di Pelabuhan Alexandria Mesir pekan ini setelah ditolak oleh beberapa negara lain dan beberapa pelabuhan Afrika dan Mediterania, termasuk di Namibia, Angola, Slovenia, Montenegro, dan Malta.
Menurut pengajuan di pengadilan banding Jerman, kapal tersebut membawa delapan kontainer pengiriman berisi 150.000 kg bahan peledak RDX untuk Industri Militer ‘Israel’, divisi produksi amunisi Elbit Systems.
Kantor Konsultasi Kelautan Mesir (EMCO) bertanggung jawab untuk mengizinkan kapal berlabuh dan dilaporkan membantu menurunkan muatannya, menurut informasi yang tersedia di situs web Pelabuhan Alexandria.
Situs pelacakan kapal Marine Traffic dan firma data keuangan LSEG Data & Analytics menunjukkan bahwa MV Kathrin berlabuh di Mesir pada Senin (28/10/2024) dan akan berangkat pada 5 November.
German ship 'Kathrin' (ID 9570620 on MarineTraffic) carrying explosives for Israel, ws treacherously permitted to dock in Egypt's Alexandria aftr denied by Namibia, Malta, Angola. Wl leave for Israel's Ashdod port on Nov 5.
Sisi is an A1 sw!ne by birth.. pic.twitter.com/wmMaMOx25q— Sandeep Mukherjee (@Libertarian196) October 31, 2024
“Berlabuhnya MV Kathrin di pelabuhan Alexandria menimbulkan pertanyaan mengapa Mesir mengizinkan kapal tersebut, yang membawa kargo yang digunakan dalam produksi militer ‘Israel’, untuk memasuki pelabuhannya,” kata perwakilan dari LSM Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) kepada Middle East Eye.
BDS menambahkan bahwa EMCO juga menyetujui keberangkatan kapal lain yang menuju pelabuhan Ashdod di ‘Israel’.
Pada Rabu (30/10), pengacara hak asasi manusia dari Pusat Dukungan Hukum Eropa (ELSC) mengajukan petisi di pengadilan Berlin yang meminta pemblokiran pengiriman bahan peledak atas nama tiga warga Palestina dari Gaza.
“Bahan peledak ini digunakan oleh pasukan pendudukan ‘Israel’ untuk membunuh warga sipil di Gaza dan, saat ini, di Lebanon selama lebih dari setahun,” kata para pengacara dalam pengaduan mereka.
“Masuknya bahan peledak ini ke Mesir tidak hanya menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional Mesir dan Arab, tetapi juga menggambarkan Mesir sebagai negara yang melanggar resolusi internasional dan mendukung genosida terhadap saudara-saudara Palestina kami serta agresi terhadap saudara-saudari kami di Lebanon,” imbuh mereka.
Lubeca Marine, sebuah perusahaan berbasis di Jerman yang memiliki MV Kathrin, mengklaim kapal tersebut “tidak pernah dijadwalkan untuk singgah di pelabuhan mana pun di ‘Israel’.”
Awal bulan ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada parlemen bahwa Berlin akan terus memasok senjata ke ‘Israel’ untuk perang melawan Lebanon dan genosida warga Palestina di Gaza.
“Ada pengiriman, dan akan selalu ada pengiriman lebih lanjut. ‘Israel’ dapat mengandalkan itu… ‘Israel’ dapat mengandalkan solidaritas kita – sekarang dan di masa mendatang,” tegasnya. (zarahamala/arrahmah.id)