TEL AVIV (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh Iran berada di belakang ledakan pekan lalu di kapal milik “Israel” di Teluk Oman beberapa hari setelah pejabat “Israel”, termasuk menteri pertahanan, menyalahkan Teheran.
Netanyahu membuat tuduhan itu dalam sebuah wawancara yang disiarkan Senin (1/3/2021) dengan radio “Israel”, Kan, meski tidak memberikan bukti untuk klaimnya.
Kapal MV Helios Ray, sebuah kapal pengangkut kendaraan, dihantam pada Jumat malam (25/2) oleh ledakan di atas garis air yang menurut seorang pejabat AS membuat lubang di kedua sisi lambungnya. Kapal berlabuh di pelabuhan Dubai untuk perbaikan pada hari Minggu. Masih belum jelas apa yang menyebabkan ledakan itu.
Menteri Pertahanan “Israel” Benny Gantz mengungkapkan pada Sabtu (27/2) bahwa penilaian awal menemukan Iran bertanggung jawab atas ledakan tersebut, sementara duta besar “Israel” untuk AS dan PBB tampaknya menyalahkan Teheran atas ledakan tersebut, yang telah menghidupkan kembali kekhawatiran keamanan di wilayah tersebut.
Pejabat pertahanan “Israel” telah terbang ke Dubai untuk menyelidiki insiden tersebut, surat kabar Haaretz melaporkan.
Perdana menteri yang berusaha terpilih kembali dalam pemilihan keempat negara itu dalam dua tahun menghindari pertanyaan apakah “Israel” akan membalas.
Netanyahu hanya mengulangi pernyataan sebelumnya tentang tekadnya untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
“Iran adalah musuh terbesar “Israel”, saya bertekad untuk menghentikannya. Kami melakukannya di seluruh wilayah,” ujarnya.
Kan mengatakan wawancara itu direkam pada Minggu malam (28/2), sebelum Suriah menuduh “Israel” melakukan serangan rudal di sekitar Damaskus selatan.
Laporan media “Israel” melansir dugaan serangan udara berada di sasaran Iran sebagai tanggapan atas serangan kapal.
Sementara itu, militer “Israel” menolak berkomentar.
“Israel” telah menyerang ratusan sasaran Iran di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, dan Netanyahu berulang kali mengatakan negaranya tidak akan menerima kehadiran militer permanen Iran di tetangganya.
Kementerian luar negeri Iran “dengan keras menolak” klaim Netanyahu dan mengatakan pernyataannya baru-baru ini berasal dari perilaku “obsesif”-nya terhadap negara tersebut.
“Sumber tuduhan ini sendiri paling kurang memiliki kredibilitas,” tegas Saeed Khatibzadeh, juru bicara kementerian luar negeri, dalam konferensi pers di Teheran, Senin (1/3).
Dia mengatakan Iran menganggap tindakan “Israel” baru-baru ini di kawasan itu “mencurigakan” dan negaranya berhak untuk menanggapi dengan tegas.
Sebelumnya, harian garis keras Iran, Kayhan, menuduh Helios Ray “mungkin” dalam misi “spionase” di wilayah tersebut, tanpa menawarkan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.
Iran juga menyalahkan “Israel” atas serangkaian serangan baru-baru ini, termasuk ledakan misterius musim panas lalu yang menghancurkan pabrik perakitan sentrifugal canggih di fasilitas nuklir Natanz dan pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan terkemika Iran yang mendirikan program nuklir militer negara itu 20 tahun lalu.
Teheran telah berulang kali berjanji untuk membalas pembunuhan Fakhrizadeh.
Ancaman pembalasan Iran telah menimbulkan kekhawatiran di “Israel” menyusul kesepakatan normalisasi negara itu dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. (Althaf/arrahmah.com)