RAMADI (Arrahmah.com) – Pemerintah Irak kembali diguncang. Sebuah bom menghantam gedung-gedung pemerintahan Irak di kota Ramadi pada Minggu (4/7), menewaskan sekurangnya empat orang, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Sumber-sumber kepolisian mengatakan kepada bahwa pelaku pengeboman adalah seorang perempuan yang memasuki kantor wakil gubernur Anbar dan meledakkan dirinya.
Lebih dari 20 orang luka-luka dalam ledakan itu.
“Setidaknya empat orang tewas dan 23 lainnya luka-luka, oleh seorang pembom bunuh diri perempuan di pintu masuk ke gedung pemerintah provinsi,” kata seorang pejabat kementerian dalam negeri.
Serangan ini muncul di tengah-tengah maraknya kekerasan yang menimpa Irak dalam beberapa minggu ke belakang.
Anbar merupakan tempat yang pernah menjadi saksi kebrutalan Amerika Serikat di tahun-tahun pertama invasinya di Irak, terutama di kota Fallujah dan Ramadi. Provinsi ini pun diklaim sebagai tempat berkembangnya kelompok Sunni anti-Al Qaeda, yakni kelompok Sahwa atau milisi Kebangkitan.
Menurut laporan Dawn, sejumlah pihak di Irak khawatir bahwa kebuntuan politik yang sedang berlangsung, tanpa ada yang mampu membentuk pemerintahan empat bulan setelah pemilihan parlemen, semakin mengakibatkan kekerasan yang terus meningkat.
Dan pada saat yang sama, Amerika Serikat pun memerankan strateginya. Melalui Joseph Biden, wakil presiden AS yang sedang berada di Irak pekan ini, AS mendesak Irak untuk melakukan resolusi untuk ‘mengatasi’ kebuntuan ini. Biden menekankan pentingnya negosiasi untuk membentuk pemerintah koalisi baru agar “pemerintah Irak bisa bertindak tegas terhadap kelompok pemberontak yang selalu berusaha untuk lebih mendestabilisasi negara.” (althaf/arrahmah.com)