KAIRO (Arrahmah.com) – Kandidat presiden dari kubu partai yang mengatasnamakan Islam telah mencap Israel sebagai “negara rasis” dan mengatakan perjanjian perdamaian 1979 adalah “ancaman keamanan nasional” yang harus direvisi.
Abdel Moneim Abul Fotouh juga mengecam pembunuhan pemimpin Al-Qaeda, Syaikh Usamah bin Laden, oleh pasukan khusus AS sebagai tindakan “terorisme negara,” dalam sebuah wawancara televisi akhir Mesir Sabtu (12/5/2012).
Abul Fotouh, salah seorang kandidat yang ikut serta dalam pemilihan 23-24 Mei mendatang, sebelumnya menggambarkan Israel sebagai “musuh” dalam sebuah debat di salah satu statsiun televisi dengan pesaing utamanya, mantan menteri luar negeri dan Ketua Liga Arab Amr Mussa.
Dalam wawancara hari Sabtu (13/5) dengan stasiun televisi swasta Mesir, CBC, dia mengatakan dia telah menentang perjanjian sejak pelaksanaannya. “Saya masih melihat perjanjian damai sebagai ancaman keamanan nasional Mesir, dan harus direvisi.”
“Ini adalah perjanjian yang melarang Mesir untuk melaksanakan kedaulatan penuh di Sinai dan memungkinkan Israel untuk memasuki Sinai tanpa visa, sementara mereka perlu visa untuk Kairo,” katanya.
Perjanjian, di mana Israel menarik diri dari Sinai setelah merebutnya dalam perang 1967, Mesir tidak mengizinkan kehadiran militer di bagian semenanjung.
Abul Fotouh mengatakan Israel adalah “negara rasis dengan 200 hulu ledak nuklir” yang terus menimbulkan ancaman bagi Mesir.
Abul Fotouh pun menolak untuk menggambarkan Bin Laden sebagai teroris, dengan mengatakan istilah ini digunakan oleh Amerika Serikat untuk menelingkung kepentingan Muslim.
Saingan Abul Fotouh yang Amr Mussa juga berpendapat untuk merevisi perjanjian dengan Israel dan menggambarkan kebijakannya terhadap Palestina sebagai “masalah keamanan nasional Mesir.” (althaf/arrahmah.com)