OTTAWA (Arrahmah.id) – Pengawas industri Kanada secara resmi meluncurkan penyelidikan terhadap Nike Canada dan Dynasty Gold atas dugaan praktik kerja paksa terhadap warga Uigur dalam pasokan dan operasi mereka di Cina.
Dilansir Al Jazeera, investigasi itu diluncurkan pada Selasa (11/7/2023) setelah mereka mengkaji keluhan tentang operasi mencurigakan dari 13 perusahaan Kanada yang diajukan oleh koalisi 28 organisasi masyarakat sipil pada Juni 2022.
Ini menjadi penyelidikan pertama yang dilakukan oleh Ombudsman Kanada untuk Perusahaan yang Bertanggung Jawab (CORE) sejak meluncurkan mekanisme pengaduannya pada tahun 2021.
“Nike Canada dan Dynasty Gold diduga memiliki atau pernah memiliki rantai pasokan atau operasi di Cina yang diidentifikasi menggunakan atau mendapat manfaat dari penggunaan kerja paksa Uighur. Keluhan terhadap 11 perusahaan lainnya masih dikaji,” kata CORE dalam laporannya.
Melalui email, Dynasty Gold mengatakan bahwa tuduhan itu sama sekali tidak berdasar. Sementara Nike Canada tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media.
CORE mengaku sangat prihatin tentang bagaimana perusahaan-perusahaan terkait memberikan tanggapan atas laporan tersebut. Penilaian awal terhadap Nike merinci hubungan pasokan dengan perusahaan Cina yang diidentifikasi menggunakan atau diuntungkan dari praktik kerja paksa warga Uighur.
Menurut CORE, Nike menyatakan bahwa mereka tidak lagi memiliki hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang dicurigai dan telah memberikan informasi kepada pengawas tentang praktik resminya.
Sementara itu, laporan terkait Dynasty Gold menyebutkan mereka diuntungkan dari penggunaan tenaga kerja paksa Uighur di sebuah tambang di Cina di mana perusahaan tersebut memegang saham mayoritas.
“Saya belum menilai hasil penyelidikan. Kami akan menunggu hasilnya dan kami akan menerbitkan laporan akhir dengan rekomendasi saya,” kata Ombudsman Sheri Meyerhoffer.
CORE tidak memiliki kekuatan hukum untuk mengadili dan jika perusahaan dinyatakan bersalah, mereka dapat merujuk temuan tersebut ke komite parlemen untuk tindakan lebih lanjut. (rafa/arrahmah.id)