MOGADISHU (Arrahmah.com) – Mujahidin Al Shabaab membantah bahwa salah satu petingginya telah melakukan wawancara dengan Somalia Report, salah satu situs berita yang berfokus pada peristiwa di Somalia. Penolakan ini terjadi hanya berselang dua hari setelah Somalia Report menarik sebuah wawancara fiktif dengan Perdana Menteri Somalia dan sebulan setelah website tersebut menerbitkan laporan palsu mengenai serangan drone AS di negara itu.
Afiliasi Al Qaeda di Afrika Timur tersebut mengatakan bahwa wawancara dengan Syeikh Abu Mansur Robow yang dipublikasikan dua hari lalu oleh Somalia Report sepenuhnya fiktif. Dalam pernyataan yang dibuat di akun Twitter, HSM Press, Al Shabaab membantah keaslian wawancara.
“Terkenal karena fabrikasi berita, Somalia Report kini mengklaim telah memperoleh wawancara telepon eksklusif dengan Syeikh Robow dua hari lalu,” ujar pernyataan Al Shabaab dalam twit pertamanya.
“Semua wawancara yang diduga dilakukan dengan Syeikh Robow sepenuhnya fiktif dan tidak dengan cara apapun mewakili pandangan dan pendapat syeikh,” lanjut twit HSM Press.
Wawancara tersebut mencakup berbagai bidang, termasuk penarikan Mujahidin Al Shabaab dari beberapa kota, kontroversi atas statemen komandan Al Shabaab yang berasal dari Amerika, Omar Hammami dan dugaan penangkapannya, negosiasi dengan pemerintah dan perbedaan pendapat antara Syeikh Robow dengan amir Al Shabaab, Syeikh Mukhtar Abu Zubayr Godane.
Beberapa pejabat Somalia yang dihubungi oleh The Long War Journal menyatakan keraguannya atas keabsahan wawancara.
“Saya sangat yakin ini adalah salah satu wawancara palsu yang diklaim oleh media asing yang mengaku telah mendapatkan wawancara dengan pemimpin Al Shabaab termasuk amir mereka, syeikh Mukhtar Abu Zubayr,” ujar salah seorang agen intelijen Somalia kepada The Long War Journal di hari saat wawancara itu diterbitkan.
Abdulkadir Wa’ays, mantan peneliti Dewan Keamanan PBB mengatakan media sering memanipulasi faksi-faksi di Somalia.
“Selama beberapa bulan terakhir telah terjadi kampanye menyesatkan laporan palsu yang menyatakan bahwa Al Shabaab telah terhuyung di ambang perpecahan terutama karena keretakan di puncaknya antara dua kubu di Somalia utara yang dipimpin oleh syeikh Mukhtar Abu Zubayr dan di Somalia selatan oleh Syeikh Mukhtar Robow,” lanjutnya.
“Kampanye ini digunakan oleh kelompok yang memiliki kepentingan pribadi yang ingin menggunakan klasifikasi ini sebagai alat untuk melindungi kriminalitas mereka dari Al Shabaab. Saya yakin wawancara yang dipublikasikan Somalia Report hanya bagian dari kampanye tersebut.” (haninmazaya/arrahmah.com)