JAKARTA (Arrahmah.com) – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menolak pembangunan gedung baru Keudtaan besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta karena berpotensi dijadikan pusat aktifitas militer oeleh negara Paman Sam tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Pengurus Pusat KAMMI yang bertempat di Jl. Penggalang Raya No. 3 Matraman Jaktim dalam konferensi persnya terkait rencana Amerika Serikat untuk membangun gedung kedubesnya yang menelan biaya 450 juta Dollar atau setara dengan 4,2 triliun Rupiah dan menghabiskan waktu sekitar lima tahun dalam proses pembangunannya.
Menurut siaran pers yang diwakili oleh humas PP Kammi, Eric Setiawan, AS dikhawatirkan akan menancapkan hegemoninya dan pengaruhnya dalam mencampuri urusan dalam negeri Indonesia dengan membangun kedubes terbesar ketiga setelah di Iraq dan Pakistan.
Karena seperti yang diketahui bahwa dua kedubes terbesar AS di Iraq dan pakistan menjadi pangkalan militer dan intelejen di dua negara tersebut.
Maka dari itu, PP KAMMI menghimbau kepada pemerintah Amerika Serikat dengan gedung barunya untuk tidak melakukan beberapa hal diantaranya.
Pertama, Melakukan aktivitas mata-mata terhadap pemerintah Indonesia yang berdaulat yang menjalankan roda pemerintahannya dan warga negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, Menolak dengan keras intervensi pemerintah Amerika Serikat terhadap segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dan menolak keras tekanan pemerintah Amerika Serikat terhadap pemerintah Indonesia.
Ketiga, Menolak dengan keras kehadiran militer pemerintah Amerika Serikat di kedubes tersebut karena Indonesia adalah negara damai dan tidak membutuhkan kehadiran kekuatan militer asing dalam wilayah kekuasaan pemerintah Indonesia.
Setelah membacakan pernyataan sikap dari PP KAMMI Eric Setiawan selaku humas juga menyoroti serius sikap pemerintah Indonesia yang seolah-olah tutup mata terhadap pembangunan kedubes Amerika Serikat
“Ini masalah serius pemerintah Indonesia yang berdaulat, seharusnya pemerintah memberikan sikapnya terhadap upaya pembangunan kedubes Amerika Serikat yang lebih mirip barak militer daripada gedung untuk bekerja”, tandasnya mengakhiri pembicaraan. (bilal/arrahmah.com)