HOMS (Arrahmah.com) – Kameramen Al Jazeera, Zakaria Ibrahim telah meninggal dunia setelah enam hari mengalami luka parah saat meliput pemboman oleh tentara rezim Suriah di provinsi Homs.
Ibrahim yang meninggal akibat luka-lukanya pada Senin (7/12/2015), berada di desa Teldo untuk melaporkan apa yang diharapkan menjadi gencatan senjata di sana antara pejuang Suriah dengan pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad.
“Kru Al Jazeera sedang bersiap-siap untuk melaporkan gencatan senjata yang telah disepakati sebelum pasukan rezim menargetkan Teldo,” ujar Jalal Abu Sulaiman, reporter Al Jazeera di kota itu, seperti dilansir Al Jazeera.
Ibrahim terkena pecahan peluru saat merekam pemboman itu, lanjut Abu Sulaiman. Pecahan peluru telah diangkat dari tubuhnya pada hari yang sama oleh staf medis, namun kondisinya tetap kritis.
Dia bekerja sebagai kameramen Al Jazeera selama lebih dari satu tahun dan telah merekam banyak bentrokan dan perjanjian damai di Homs.
Pada Desember 2014, kru Al Jazeera lainnya, Mahran Al-Dairi juga meninggal dunia saat melaporkan bentrokan antara pasukan rezim dan pejuang Suriah di Deraa.
Muhammad Jalil Al-Qasem meninggal pada September 2014 di pinggiran kota Idlib.
Pada 4 Desember 2013, kameramen Yasser Al-Jumaili ditembak beberapa kali saat ia mencoba untuk meninggalkan Suriah setelah menyelesaikan tugasnya.
Pada Januari 2013, Muhammad Al-Hourani, koresponden Al Jazeera di Deraa dibunuh oleh seorang penembak jitu di pinggiran Busra Al-Harir.
Suriah adalah negara paling berbahaya di dunia bagi wartawan, menurut Komite untuk Perlindungan Jurnalis. Sejak awal revolusi, puluhan wartawan telah tewas dan beberapa lainnya diculik. (haninmazaya/arrahmah.com)