OHIO (Arrahmah.com) – Sebuah tren baru melanda sejumlah bandar udara di dunia, yakni pemasangan kamera termal. Kamera yang satu ini berkembang menjadi kebutuhan wajib, terutama di setiap bandara internasional yang menjadi pintu gerbang keluar-masuk warga asing di sebuah negara.
Tak perlu repot dengan termometer-termometer batangan, kamera termal mampu memindai dengan cepat apakah seseorang memiliki panas tubuh yang bisa menjurus pada flu babi, misalnya. Jadilah kamera ini menjadi instrumen yang sangat penting di tengah semakin maraknya wabah penyakit menular di dunia.
Kamera-kamera suhu mulai unjuk diri ketika wabah SARS (sistem pernapasan akut parah) merebak pada 2002 dan 2003. Sejak itu sejumlah bandara di Singapura dan Cina menggunakannya secara kontinu. Sekarang pemakaiannya meluas dan pabrikan pun kelimpahan pesanan. “Telepon tidak pernah berhenti berdering,” kata Alan Thomson, Direktur Penjualan Regional Irisys, perusahaan pembuat peralatan pencitra termal yang berbasis di Inggris.
Meksiko, misalnya, kini berniat menambah jaringan 10 kamera yang sudah dimilikinya menjadi 50 unit. Tidak hanya untuk di bandara, Tony Trunzo dari Flir Systems Inc di Amerika Serikat mengungkapkan pesanan juga datang dari para operator pabrik.
Kamera termal sebenarnya kamera biasa. Bedanya, kamera-kamera ini dibuat sensitif terhadap panas–bukan pantulan cahaya dari suatu obyek. Karena itu, kamera ini bisa dioperasikan dalam gelap.
Rekaman gambar dari kamera ini akan muncul di layar video dengan obyek atau bagian yang lebih panas terlihat lebih terang. Andrew Sarangan, profesor program elektro-optik di University of Dayton, Ohio, Amerika Serikat, menjelaskan, tingkat sensitivitas bisa sampai 1 derajat Fahrenheit (0,37 derajat Celsius).
Tentu saja kamera-kamera ini tidak bisa langsung memindai flu babi. Seorang penumpang yang sedang terburu-buru bisa saja memiliki suhu tubuh lebih tinggi daripada yang belum lama menenggak segelas air minum.
Deteksi demam juga tidak selamanya berarti orang itu terinfeksi flu babi. Petugas bandara harus melakukan pemindaian lanjutan begitu mereka mendapati penumpang dengan suhu tubuh yang mencurigakan. (tempo/arrahmah.com)